Suara.com - Penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi menular seksual (IMS) diperoleh melalui kontak seksual. Seseorang yang mengalami IMS mungkin menunjukkan gejala tertentu.
Bakteri, virus atau parasit yang menyebabkan penyakit menular seksual bisa berpindah dari orang ke orang melalui darah, air mani atau vagina dan cairan tubuh lainnya.
Saat seseorang menderita penyakit menular seksual, kondisi ini membuat organ intim wanita dan pria berbau berbeda.
Sebuah penelitian baru di Rusia menemukan penyakit menular seksual bisa memicu bau yang khas.
Dalam penelitian tersebut, wanita menilai aroma keringat ketiak dari pria dengan gonore kurang menyenangkan dibandingkan aroma keringat pada pria tanpa gonore.
Para wanita juga cenderung memiliki bau keringat busuk jika terinfeksi gonore. Para peneliti mengatakan bau badan pria mungkin telah berubah karena sistem kekebalan tubuh merespons infeksi gonore.
Dalam penelitian tersebut, keringat ketiak dari 34 pria Rusia yang berusia 17 hingga 25 tahun. Hasilnya, 13 pria menderita gonore, 16 pria sehat dan 5 pria pernah menderita gonore tetapi sembuh.
Laki-laki memakai T-shirt dengan bantalan kapas di ketiak selama satu jam, kemudian bantalan ditempatkan dalam botol kaca.
Para peneliti meminta 18 wanita sehat untuk mengendus botol dan menilai ketiak para pria itu dengan skala 10 poin. Selain itu, mereka juga diminta menggambarkan bau ketiak para pria, seperti berbau busuk, bunga, sayuran, kayu, mint, dan buah.
Baca Juga: Varian Omicron Bisa Picu 7 Gejala Neurologis dan Long Covid-19 hingga 12 Minggu
Para wanita mengatakan. sekitar 50 persen pria yang menderita gonore memiliki keringat berbau busuk. Sedangkan, hanya 32 persen pria yang sehat yang memiliki bau kringat busuk.
Para peneliti berspekulasi bahwa sistem kekebalan pria mungkin berkaitan dengan penyakit menular seksual ini.
Hal itu karena mereka menemukan hubungan antara konsentrasi protein penangkal penyakit yang disebut antibodi dalam air liur pria dan seberapa harum keringat mereka bagi wanita.
Pada wanita dengan penyakit menular seksual, mereka bisa mengalami keputihan yang lebih berbusa dan berbau amis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan