Suara.com - Orang yang sering berganti pasangan seksual berisiko tinggi alami infeksi menular seksual (IMS). Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri, virus, maupun parasit yang menular saat melakukan hubungan seksual.
infeksi menular seksual juga bisa menyebabkan komplikasi apabila tidak diobati dengan baik. Bahkan komplikasi dari infeksi menular seksual bisa menyebabkan kanker dan penyakit yang mengancam jiwa lainnya.
Diagnosis dan pengobatan dini menjadi kunci untuk mencegah komplikasi pada infeksi menular seksual.
Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) disebutkan bahwa sebagian infeksi menular seksual tidak memiliki gejala.
Sehingga, satu-satunya cara untuk memastikan terinfeksi atau tidak dengan pemeriksaan laboratorium tertentu yang disarankan oleh dokter dokter kulit dan kelamin.
Berikut empat penyakit infeksi menular seksual yang berisiko dialami oleh seseorang yang sering berganti pasangan seks:
1. infeksi menular seksual yang disebabkan bakteri
Salah satu infeksi menular seksual akibat bakteri merupakan klamidia atau gonorea. Infeksi tersebut berisiko komplikasi yang tinggi. Antara 10-30 persen perempuan yang terinfeksi infeksi menular seksual, kemungkinan besar akan menderita penyakit panggul. Karena infeksi ini biasanya menyebar ke organ reproduksi.
Radang panggul juga bisa menjadi cukup berat dan dapat menyebabkan sepsis hingga kematian, walaupun jarang terjadi.
Sekitar 10 hingga 20 persen penderita nyeri panggul dapat menghasilkan jaringan parut yang menyebabkan infertilitas, bersama dengan nyeri panggul kronis dan kehamilan ektopik (tuba).
2. Infeksi akibat Virus Papiloma Manusia (HPV)
HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, tergantung pada jenis atau jenisnya. Kutil umumnya tidak menyebabkan komplikasi medis yang parah, namun menurunkan kualitas hidup karena membuat tidak percaya diri, stres, atau selalu cemas.
Komplikasi yang timbul dapat berupa infeksi kulit sekunder atau jaringan parut, dapat juga terjadi sebagai akibat pengobatan topikal atau tindakan bedah.
Komplikasi lainnya, yakni papillomatosis pernapasan (RRP). Komplikasi ini terjadi ketika virus HPV ditularkan melalui proses persalinan. Bayi-bayi yang terinfeksi biasanya akan mendapatkan HPV di sekitar pita suara, hanya bisa dihilangkan melalui proses bedah.
Sementara itu, komplikasi HPV yang berupa kanker dapat berupa kanker leher rahim, vagina, vulva, dubur, penis dan orofaring (mulut dan tenggorokan). Komplikasi dapat timbul selama perawatan bedah atau kemoterapi, termasuk jaringan parut pasca tindakan, infertilitas, atau infeksi sekunder.
Tag
Berita Terkait
-
Diancam Bakal Dipolisikan Terduga Pelaku Pelecehan di Bekasi, Richard Lee: Perlukah Saya Minta Maaf?
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Menteri PPPA Kecam Pelecehan Seksual di Bekasi:Dalih Agama Tak Bisa Jadi Pembenaran
-
Sosok Anthony Norman: Kasus Eks Politisi PSI Mendadak Viral Lagi
-
Richard Lee Pasang Badan untuk Korban Pelecehan Ulama, Ini Alasannya!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara