Suara.com - Vaksinasi dosis kedua perlu ditingkatkan, terutama di luar pulau Jawa dan Bali yang cakupannya masih rendah.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, ada 20 provinsi yang harus segera mengejar target vaksinasi kedua yang ditetapkan pemerintah.
"Langkah yang harus dilakukan ialah memantau data vaksinasi di tiap kabupaten/kota termasuk besar stok dosis berkala bersama dengan dinas kesehatan setempat untuk perencanaan kegiatan vaksinasi yang baik dengan prioritas kelompok rentan," kata Wiku mengutip situs resmi Satgas COVID-19.
Melihat perkembangan terkini, ada 49 persen populasi belum menerima dosis kedua. Bahkan trennya terjadi penurunan laju suntikan dosis vaksin Februari ini. Padahal, vaksin penting untuk mencegah penambahan kasus di dalam daerah maupun importasi kasus ke daerah lainnya.
Adapun, daftar 20 provinsi yang masih perlu mengejar target vaksinasi dosis kedua adalah:
- DKI Jakarta,
- Bali,
- DI Yogyakarta,
- Kepulauan Riau,
- Kalimantan Timur,
- Jawa Tengah,
- Jawa Timur,
- Jawa Barat,
- Sumatera Utara,
- Riau,
- Nusa Tenggara Barat,
- Banten,
- Sumatera Selatan,
- Lampung,
- Sulawesi Utara,
- Sulawesi Selatan,
- Sumatera Barat,
- Kalimantan Selatan,
- Maluku,
- dan Papua.
Lebih jelasnya, Dosis vaksin pertama bertujuan menstimulasi produksi antibodi ke dalam sistem imun tubuh untuk pertama kalinya atau seringkali disebut respon imun pertama.
Sedangkan dosis kedua bertindak sebagai booster untuk menjamin sistem imun betul-betul mengembangkan respon memori yang optimal saat melawan virus COVID-19 lagi di kemudian hari.
Untuk kandungan vaksin, ada yang dibuat dengan mematikan virus, ada yang dibuat dari bagian protein virus, ada pula yang dibuat dari materi genetik virus, dan lain sebagainya. Namun, untuk vaksin yang sudah beredar dirancang sedemikian rupa dan penggunaannya harus sesuai aturan.
"Sama seperti produk kesehatan lainnya, vaksin juga wajib diberikan sesuai dosis yang ditetapkan produsen agar mencapai kekebalan optimal," imbuh Wiku.
Baca Juga: WHO Akan Dirikan Pusat Latihan Pembuatan Vaksin Covid-19 mRNA Untuk Negara Menengah, Indonesia Ikut?
Terkait pemberian dosis vaksin, tergantung jenis dan mereknya. Ada yang hanya 1 kali, dan ada yang harus 2 kali dosis bahkan lebih dengan jarak waktu tertentu.
Walau beragam, jumlah vaksin yang telah mendapat izin edar dari WHO masih terbatas jika dibandingkan kebutuhan dosis vaksin dari seluruh negara di dunia. Per 18 Februari Tahun 2022, tercatat baru 26 jenis vaksin yang mendapat EUL di saat 339 vaksin lain masih dalam tahap pengembangan.
Untuk Indonesia, saat ini dapat mengamankan alokasi vaksin di tengah keterbatasan jenis vaksin global. Hal ini berkat diplomasi global serta bantuan dari berbagai negara lainnya. Sebagian besar alokasi vaksin 2 dosis dan memiliki tujuan yang berbeda dan saling melengkapi.
Sama halnya dengan jumlah dosis, jarak pemberian antar dosis berbeda - beda tergantung jenisnya. Meskipun demikian, pemberian dosis kedua tidak boleh terlambat dari jadwal yang telah ditetapkan. Apalagi hingga lebih dari 6 bulan, maka kekebalan tidak lagi terbentuk optimal.
Sesuai dengan rekomendasi Kelompok Penasihat Teknis Indonesia terkait Imunisasi (ITAGI), apabila dosis pertama sudah diberikan lebih dari 6 bulan lalu dan dosis dua belum diberikan, maka vaksin perlu diulang dari dosis pertama.
"Walaupun tentunya ketentuan ini dapat berubah apabila setelah dosis pertama, seseorang tertular COVID-19 sebelum dosis kedua sempat diberikan," lanjut Wiku.
Berita Terkait
-
Benarkah Vaksinasi Campak Bisa Picu Kecacatan Anak? Ini Penjelasan Dokter
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Vaksinasi Melonjak, Cuci Tangan Meningkat: Rahasia Keluarga Sehat Ternyata Ada di Tangan Ayah!
-
Waspada! Pneumonia Mengintai Dewasa dan Lansia, PAPDI: Vaksinasi Bukan Hanya untuk Anak-Anak
-
CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke