Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina kemungkinan akan meningkatkan penularan virus corona Covid-19.
Pada akhirnya, kondisi ini akan meningkatkan risiko sejumlah orang mengembangkan infeksi parah virus corona Covid-19.
Di samping risiko lonjakan kasus virus corona Covid-19, WHO sangat prihatin dengan keadaan darurat kemanusiaan yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Sebelum konflik, Ukraina sudah mengalami lonjakan kasus virus corona baru-baru ini. Tingkat pengujian yang rendah sejak awal konflik berarti ada kemungkinan penularan virus corona yang tak terdeteksi," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesu dikutip dari Times of India.
Di tengah cakupan vaksinasi yang rendah, ini semakin meningkatkan risiko sejumlah besar orang mengalami infeksi virus corona parah.
Apalagi, kekurangan oksigen yang kritis akan berdampak pada kemampuan tenaga medis merawat pasien virus corona Covid-19 dan kondisi medis lainnya.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, sekitar 1 juta orang telah meninggalkan Ukraina dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat dengan cepat.
"Pergerakan populasi massal kemungkinan akan berkontribusi lebih lanjut terhadap penularan virus corona, yang berpotensi meningkatkan tekanan pada sistem kesehatan di negara-negara tetangga," kata WHO.
Mike Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, memperingatkan bahwa pergerakan populasi massal sebagai akibat dari konflik mungkin tidak hanya mendorong penularan virus corona yang tinggi, tapi juga memicu munculnya varian virus corona baru.
Baca Juga: Gampang Lemas Usah Sembuh, Benarkah Omicron Sebabkan Long Covid-19?
WHO sendiri telah mengirimkan pasokan medis penting ke Ukraina dari pusat di Dubai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat