Suara.com - Sempat menjadi negara dengan kebijakan kewajiban vaksinasi COVID-19 terketat di Uni Eropa, Austria secara mengejutkan menangguhkan pemberlakukan mandat tersebut.
Penangguhan ini, yang disampaikan dua pejabat dalam negeri, dilakukan atas desakan adanya pelanggaran hak dasar.
"Kami akan ... menangguhkan mandat vaksin sesuai dengan prinsip proporsionalitas," kata menteri urusan konstitusi Karoline Edtstadler pada konferensi pers.
Aturan itu, yang paling luas jangkauannya di Uni Eropa karena diterapkan untuk semua orang dewasa dengan beberapa pengecualian, telah berlaku sejak 5 Februari, tetapi penegakannya baru akan dimulai pada 15 Maret.
Dalam aturan sebelumnya, masyarakat yang menolak vaksinasi bisa mendapatkan hukuman hingga denda.
"Mengapa? Karena ada banyak argumen yang meyakinkan saat ini bahwa pelanggaran hak-hak dasar ini tidak dibenarkan," katanya lagi.
Keputusan untuk memberlakukan mandat itu diumumkan pada November, sebelum varian Omicron yang sangat menular muncul secara luas di Austria. Karena Omicron cenderung menyebabkan lebih sedikit kasus parah daripada varian sebelumnya, tekanan pada unit perawatan intensif telah berkurang.
Secara politis mandat vaksin telah menjadi sumber masalah bagi pemerintah yang dipimpin kubu konservatif dan sasaran favorit dari Partai Kebebasan sayap kanan dan penentang vaksinasi. Partai Kebebasan merupakan partai terbesar ketiga di parlemen.
Mandat vaksin hanya berperan sedikit dalam meningkatkan tingkat vaksinasi Austria, salah satu yang terendah di Eropa barat. Ketidakpercayaan terhadap aturan itu telah berkembang sejak pembatasan-pembatasan--yang melarang orang yang tidak divaksin di tempat-tempat seperti bar dan restoran--telah dihapus di sebagian besar wilayah Austria.
Infeksi harian COVID-19 mencapai rekor baru pada Rabu dengan 47.795 kasus, menurut data resmi yang diterbitkan setelah konferensi pers itu, yang mencerminkan pembatasan nasional yang baru-baru ini dilonggarkan.
Edtstadler mengatakan pemerintah mengikuti rekomendasi dari panel ahli yang harus meninjau secara teratur kesehatan masyarakat dan aspek hukum konstitusi dari mandat. Panel ahli itu mempresentasikan laporan pertamanya pada Selasa.
Dia dan Menteri Kesehatan Johannes Rauch mengatakan mandat tersebut masih dapat diperkenalkan kembali jika perlu dan peninjauan berikutnya berakhir dalam tiga bulan ke depan. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Austria Berhasil Lolos ke Piala Dunia 2026, Akhiri Dahaga selama 28 Tahun
-
Statistik Tim Terlemah di Dunia San Marino Usai Dibantai 10-0: Kebobolan 613 Gol
-
Pembantaian! Austria Bantai San Marino 10-0 dan Denmark Lumat Belarusia di Kualifikasi Piala Dunia
-
Austria dan Denmark Pesta Gol di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa, Berikut Hasil Lengkapnya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis