Suara.com - Hanya menghitung hari umat Islam di Indonesia akan segera memasuki bulan Ramadan. Sepanjang bulan Ramadan, umat islam juga diwajibkan menjalankan salah satu rukun islan yakni berpuasa.
Selama tiga puluh hari umat Islam menahan lapar dan haus mulai dari terbit hingga matahari tenggelam. Tapi ternyata ada banyak manfaat pada tubuh saat menjalani puasa. Hal itu diungkapkan oleh Ustaz dan pakar kesehatan herbal dr. Zadul Akbar.
Dalam video yang diunggah di channel Youtube dr. Zaidul Akbar Official pada April 2020 silam, Zaidul Akbar menjelaskan, Ramadan merupakan momen yang baik untuk membersihkan hormon.
Menurutnya, dengan menahan lapar seharian tubuh relatif lebih bisa mengendalikan insulin. Artinya, gula yang tersimpang di dalam hati dan lemak akan berkurang.
“Ketika tidak ada makanan yang masuk, maka tubuh akan membakar simpanan gula dan tubuh akan membakar simpanan lemak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu ia juga memaparkan, bahwa di luar bulan Ramdan, manusia kerap mengonsumsi berbagai jenis makanan. Padahal sejumlah makanan itu bisa jadi tidak sehat dan berisiko menimbulkan penyakit.
Dengan berpuasa, kebiasaan mengonsumsi berbagai macam makanan itu akan berkurang. Hal itu akan membuat metabolisme tubuh kembali seperti semula.
Dalam analoginya, Zaidul Akbar mengibaratkan bulan Ramadan jadi momentum untuk kembali menyegarkan diri agar fungsi tubuh kembali optimal.
“Itulah sebabnya kenapa orang yang mengikhlaskan niatnya untuk puasa akan powerfull” ungkapnya.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Situasi Covid-19 Masih Belum Aman Menjelang Ramadan, Mudik Bakal Dibatasi?
Ia juga membagikan tips sederhana namun ampuh ketika berpuasa. Salah satunya adlah dengan meminum minyak zaitun satu sendok setiap sesudah sahur agar badan tetap fit dan powerfull.
Menurut Zaidul Akbar, minyak zaitun mengandung lemak baik yang berguna untuk tubuh kita.
Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan, puasa Ramadan merupakan momen yang tepat, menurut Zaidul Akbar. Caranya dengan cukup mengkonsumsi tiga butir kurma saat berbuka dan disarankan tidak makan apapun lagi.
Hal tersebut berfungsi agar cadangan gula dalam tubuh akan teralihkan oleh lemak, dan lemak yang menumpuk dalam tubuh akan terpakai untuk energi.
“Hal ini berlaku bagi mereka yang kelebihan berat badan, dan tidak berlaku bagi yang kurus” ungkapnya.
Zaidul Akbar menambahkan, saat menjalankan puasa yang dibutuhkan bukan hanya makanan fisik saja, tapi juga makanan qolbu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis