Suara.com - Amien Rais kembali melontarkan kritik keras pada Presiden Joko Widodo. Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu menilai Jokowi sebagai pemimpin yang tak berkompeten dan tak tahu kapan harus mundur dari jabatan. Amien bahkan menuding Jokowi dan Luhut Binsar Pandjaitan adalah seorang megalomania dan narsisistik menyusul semakin gencarnya kampanye agar masa jabatan Jokowi diperpanjang hingga tiga periode.
Menurut Amien, pemimpin yang baik itu harus tahu persis kapan harus mundur dari jabatan. Dalam konstitusi atau UUD 1945 sudah diamanatkan masa jabatan seseorang sebagai kepala negara dibatasi hanya dua periode. Amien kemudian menyinggung soal sindrom narsisistik dan megalomania pada seorang pemimpin.
“Maaf ya saudara Jokowi dan Luhut, Anda berdua ini harus mengaca diri. Tanya ke psikolog yang objektif, apakah kalian berdua itu sedang menderita narsisistik megalomania? Kalau iya, tentu memohon ampunlah kepada Allah, kepada Tuhan, karena ini bisa membawa bahaya luar biasa,” tukas Amien.
Lalu apa sebenarnya arti megalomania?
1. Arti Megalomania
Megalomania adalah sebuah keyakinan pada diri seseorang bahwa ia memiliki kebesaran, keagungan, atau kekuasaan. Keyakinan tersebut tak sekadar berupa sikap sombong, tapi merupakan bagian gangguan jiwa. Orang dengan megalomania dapat dikenali dengan sikap yakin bahwa dirinya memiliki kekuatan, kekuasaan, kecerdasan, atau kekayaan. Namun, keyakinan ini sebenarnya adalah keyakinan yang salah atau disebut juga dengan waham, tepatnya waham kebesaran.
2. Pemicu Megalomania
Megalomania sebenarnya adalah gejala gangguan jiwa yang mengganggu isi pikiran. Berikut ini beberapa jenis gangguan jiwa yang bisa menimbulkan megalomania:
- Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan emosi secara drastis. Orang dengan bipolar biasanya dapat mengalami fase mania (sangat senang) dan fase depresi (sangat terpuruk). Pada gangguan bipolar yang berat, bisa muncul gejala-gejala halusinasi dan waham, seperti megalomania. Biasanya gejala ini muncul pada saat penderita bipolar mengalami fase mania.
Baca Juga: Amien Rais: Maaf ya Saudara Jokowi dan Luhut, Anda Berdua Ini Harus Mengaca Diri
- Gangguan Waham/Delusi
Gangguan waham delusi adalah penyakit jiwa yang menyebabkan penderitanya memiliki satu atau beberapa waham. Satu-satunya gejala pada gangguan waham adalah munculnya waham itu sendiri. Macam-macam keyakinan yang bisa timbul pada penderita gangguan waham adalah megalomania yang mempercayai kehebatan dirinya, waham nihilistik yang mempercayai bahwa akan ada bencana besar, atau waham erotomania yang mempercayai bahwa seseorang mencintainya.
- Skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan kronis yang menyebabkan penderitanya sulit membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Skizofrenia dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti halusinasi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Skizofrenia juga bisa menyebabkan waham. Ada bermacam-macam waham yang bisa muncul pada penderita skizofrenia. Salah satunya adalah megalomania.
- Dimensia
Dimensia merupakan penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini sangat berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya. Dimensia juga dapat menyebabkan timbulnya waham. Biasanya, waham yang timbul adalah waham paranoid yang membuat penderitanya curiga bahwa ada orang yang akan menyakiti atau meracuninya. Namun, waham kebesaran atau megalomania juga dapat terjadi pada penderita dimensia.
- Delirium
Delirium adalah perubahan mendadak pada otak yang menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan parah dan penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Kadang juga muncul perubahan persepsi berupa megalomania. Delirium biasanya disebabkan oleh infeksi berat, keracunan alkohol, atau kekurangan oksigen.
Itulah pengertian mengenai apa itu megalomania yang disebut Amien Rais saat mengkritik Jokowi dan Luhut Pandjaitan.
Kontributor : Alan Aliarcham
Berita Terkait
-
5 Kritik Pedas Amien Rais ke Jokowi-Luhut Soal Masa Jabatan Presiden, Terakhir Jleb Banget!
-
Selalu Mengabaikan Emosi Anak-Anak, Inilah 4 Tanda Orang Tua Narsistik!
-
Amien Rais: Masa Jabatan Jokowi - Luhut Tidak Boleh Diperpanjang, Harus Selesai Oktober 2024
-
Amien Rais: Maaf ya Saudara Jokowi dan Luhut, Anda Berdua Ini Harus Mengaca Diri
-
Amien Rais: Jokowi - Luhut Baiknya Tanya ke Psikolog, Apa Menderita Narsistik dan Megalomania?
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia