Suara.com - Gene Hackman salah satu aktor Hollywood tertua di generasinya yang masih hidup. Tetapi, ia memutuskan pensiun dari dunia hiburan setelah dokter mendiagnosis kondisi jantungnya tidak sehat untuk menghadapi tekanan stres.
Sejak itu, kehidupan Gene Hackman telah bebas dari stres bersama istrinya yang seorang pianis, Betsy Arakawa di rumahnya di New Mexico.
Pada tahun 2004 lalu, Gene Hackman mundur dari dunia hiburan tanpa pemberitahuan. Dalam sebuah pernyataan singkat, ia mengaku memang belum mengadakan konferensi pers mengenai kondisinya yang tidak bisa berada dalam tekanan stres.
"Saya sebenarnya rindu akting, seperti yang saya lakukan selama hampir 60 tahun dan saya sangat menyukainya. Tapi, dunia ini bagi saya sangat menegangkan," kata Hackman dikutip dari Express.
Kemudian, aktor The French Connection mengungkapkan lebih banyak tentang kondisinya dalam sebuah wawancara tahun 2009. Ia bercerita melakukan tes stres di New York.
"Dokter mengatakan jantung saya tidak sehat, saya tidak bisa berada dalam tekanan stres apapun," katanya.
Setelah pensiun, Hackman pun mengisi waktunya untuk menonton DVD film, memancing dan melukis.
Menurut American Psychological Association, tubuh kita dapat menangani stres dalam dosis kecil. Tetapi, stres dalam jangka panjang atau kronis bisa memiliki efek serius pada tubuh Anda.
Pada awalnya, gejala stres mungkin tidak mudah dikenali, tetapi dapat menyebabkan gejala fisik, mental, dan perilaku.
Baca Juga: Gejala Omicron XE yang Disebut-Sebut Paling Menular dari Seluruh Mutasi Virus Corona, Mesti Waspada
Salah satu sistem dalam tubuh yang dapat terpengaruh oleh stres adalah sistem pernapasan, yang memasok oksigen ke sel dan membuang karbon dioksida.
Stres dan emosi yang kuat dapat muncul dengan gejala pernapasan, seperti sesak napas dan napas cepat, karena saluran udara antara hidung dan paru-paru menyempit.
Bagi mereka yang memiliki penyakit pernapasan, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), ini dapat menyebabkan masalah yang parah.
Selain itu, pernapasan cepat atau hiperventilasi yang disebabkan oleh stres dapat menyebabkan serangan panik pada seseorang yang rentan terhadap gangguan panik.
Stres kronis atau stres konstan yang dialami dalam jangka waktu lama juga dapat berkontribusi pada masalah jangka panjang untuk jantung dan pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular.
Dalam jangka pendek saat stres menyerang, detak jantung seseorang meningkat dan hormon stres seperti adrenalin, noradrenalin, dan kortisol juga meningkat, bertindak sebagai pembawa pesan untuk efek ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025