Suara.com - Semua orangtua perlu menjauhkan anaknya yang masih bayi dari penderita pilek guna menghindari serangga yang mengancam jiwa, seperti RSV.
Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA) mengatakan respiratory syncytial virus (RSV) bisa berbahaya bagi anak kecil. RSV adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan parah pada bayi, terutama bayi yang lahir prematur dan menderita penyakit jantung bawaan.
Idealnya, penderita pilek harus menjauhi bayi baru lahir, bayi lahir prematur, anak di bawah dua tahun dengan kondisi jantung atau paru-paru, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah.
Anda sebagai orangtua bisa meminta siapa pun yang menangani anak atau hendak mendekati anak untuk mencuci tangan secara teratur.
Merokok di sekitar bayi dan anak-anak juga tidak disarankan, terutama jika mereka dalam kondisi tidak sehat.
Dr Conall Watson, Konsultan Epidemiologi untuk Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan kebanyakan orang menilai RSV sebagai flu biasa.
Tapi, RSV ini mudah menyebar dan menjadi penyebab utama bronkiolitis pada bayi, yakni radang saluran udara kecil di paru-paru.
“Sebagian besar kasus sembuh tanpa pengobatan, tetapi penyakit ini dapat menyebabkan perawatan di rumah sakit pada bayi dan anak kecil, termasuk perawatan intensif," kata Dr Watson dikutip dari The Sun.
Jika seorang anak di bawah dua tahun menderita flu, pantau gejalanya dan waspadai tanda sesak napas atau berkurangnya makan.
Baca Juga: Penelitian: Durasi Infeksi Omicron Lebih Pendek dan Gejala Bervariasi Dibanding Virus Corona Delta
Anda perlu tahu kalau gejala awal bronkiolitis mirip dengan flu biasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi suhu tinggi, batuk kering dan terus-menerus, kesulitan makan dan pernapasan cepat atau berisik.
Orang tua harus mencari bantuan medis jika suhu tubuh bayi mereka tidak turun, kurang makan, popoknya kering atau tampak lelah dan mudah tersinggung.
Adapun tanda-tanda yang menggambarkan kondisi anak sudah darurat, seperti anak mengalami kesulitan bernapas atau berhenti untuk waktu yang lama di antara napas, serta bibir dan lidahnya membiru.
RSV biasanya lebih sering menyebar di bulan-bulan musim dingin, tetapi telah menunjukkan puncak di luar musim yang tidak biasa. Hal ini bisa disebabkan oleh kekebalan tubuh yang lemah untuk melawan penyakit tersebut selama pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru