Suara.com - Pelaku perjalanan mudik tidak perlu lagi memiliki hasil tes Covid-19, baik antigen maupun RT PCR. Tetapi, bagi masyarakat di atas usia 18 tahun diwajibkan sudah mendapatkan suntikan booster Covid-19.
Kementerian Kesehatan meminta agar masyarakat tidak mendadak dalam lakukan vaksinasi booster. Lalu kapan waktu terbaik vaksin booster sebelum mudik?
Dalam keterangannya, Kementerian Kesehatan menyebuat bahwa vaksin booster paling tidak dilakukan 1-2 minggu sebelum lakukan perjalanan mudik.
"Antibodi mulai terbentuk pada 1 sampai 2 minggu pasca vaksinasi booster. Pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster jauh-jauh hari sebelum mudik sesuai jadwalnya," imbau Kemenkes, dalam situs resminya.
Vaksinasi booster bisa dilakukan di sejumlah fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, juga rumah sakit. Ataupun pusat perbelanjaan dan area publik lain yang mengadakan program vaksinasi booster.
Tetapi, apabila sampai waktu keberangkatan mudik belum juga disuntik vaksin booster, masyarakat bisa memanfaatkan sentra vaksinasi di sejumlah pos mudik.
"Pemberian vaksinasi pada pos mudik itu sebagai upaya terakhir. Namun, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan vaksinasi booster sebelum mudik supaya perlindungan imunitas sudah ada saat melakukan mudik," kaya Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.
Agar lebih aman dan nyaman selama perjalanan, Nadia menyarankan agar vaksinasi booster dilakukan beberapa hari sebelum berangkat mudik. Sehingga terhindar dari penumpukan keramaian di tempat vaksin
Jumlah vaksin yang disediakan selama mudik lebaran akan disesuaikan dengan jumlah pos mudik. Untuk pos mudik besar akan disediakan hingga 1.000 dosis, sementara posko kecil sekitar 150 sampai 300 dosis.
Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Mudik Gratis Pemprov DKI Jakarta! Disediakan 492 Unit Bus
Nadia mengingatkan, apabila baru vaksinasi booster saat berangkat mudik, perlu juga memperhatikan kemungkinan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Meski begitu di setiap pos mudik telah dilengkapi dengan prosedur penanganan KIPI.
“Jadi akan ada ambulans yang standby nanti akan membawa kalau memang ada kasus KIPI yang tentunya sesuai kriteria butuh perawatan di rumah sakit. Tapi kalau KIPI ringan cukup dengan minum pereda nyeri seperti paracetamol,” tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja