Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengeluarkan izin penggunaan darurat tes Covid-19 melalui sampel napas. Alat skrining terbaru ini diklain lebih mudah, lebih cepat, dan tidak menyakitkan, dengan mengandalkan tindakan pernapasan sederhana.
“Manfaat terbesar dari tes napas, jika tidak terlalu mahal dan cukup sensitif, adalah semua orang bernapas dan Anda tidak perlu belajar lebih banyak lagi untuk melakukannya,” kata Dr. Lisa Barrett, ahli penyakit menular. dokter dan peneliti di Universitas Dalhousie.
“Ini adalah tes yang menambah seperangkat alat yang sudah cukup bagus. Turn-around time akan menjadi salah satu manfaat besar untuk itu, ”tambahnya.
Dengan sensitivitas 91 persen, tes napas lebih akurat daripada tes antigen cepat, kata Dr. Raywat Deonandan, seorang ahli epidemiologi dan profesor di Universitas Ottawa.
“Itu cukup bagus. Ini lebih baik daripada tes antigen cepat, yang saat ini berkisar sekitar 60 persen. Tapi itu tidak ideal,” katanya seperti dilansir dari Global News, Senin, (18/4/2022).
Tes ini juga mungkin lebih nyaman karena tidak memerlukan kapas untuk dimasukkan ke dalam mulut atau hidung, salah satu prospek yang membuat banyak orang enggan untuk dites, kata Deonandan.
“Jadi tidak menakutkan, tidak ada disinsentif untuk digunakan berdasarkan kenyamanan.”
Bagaimana cara kerjanya?
The InspectIR Covid-19 Breathalyzer sudah diuji dalam penelitian terhadap lebih dari 2.400 orang. Ini seukuran barang bawaan, kata FDA, dan dapat digunakan di kantor dokter, rumah sakit, dan tempat pengujian seluler.
Tes harus dilakukan oleh operator yang memenuhi syarat di bawah pengawasan penyedia layanan kesehatan berlisensi.
Baca Juga: Cabut Pembatasan Covid-19, Arab Saudi Izinkan Warganya Ibadah Di Masjid Tanpa Jaga Jarak
Untuk mengumpulkan sampel, seseorang menghembuskan napas melalui mulut mereka, seperti meniup balon, ke dalam tabung atau sedotan sekali pakai yang terhubung ke alat uji.
Seperempat liter udara yang dihembuskan dikumpulkan sebagai sampel yang layak, yang umumnya membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
Sampel napas ditangkap oleh perangkat dan bahan kimia dari napas yang ditangkap dengan cepat dipanaskan dan terionisasi.
Perangkat lunak algoritmik menganalisis napas subjek untuk mencari bahan kimia spesifik yang terkait dengan infeksi virus aktif Covid-19.
Seluruh proses memakan waktu sekitar tiga menit, dari pengumpulan sampel, analisis, deteksi hingga pelaporan hasil, menurut perusahaan dan FDA.
Kotak hijau pada layar informasi menunjukkan hasil tes negatif dan merah berarti orang tersebut positif Covid-19. FDA mengatakan bahwa hasil tes positif harus dikonfirmasi dengan tes molekuler, atau PCR.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia