Suara.com - Seorang pasien di Inggris cetak rekor infeksi Covid-19 terlama di dunia, dengan infeksi selama 505 hari atau lebih dari 16 bulan, sebelum pasien tersebut akhirnya meninggal dunia.
Melalui laporan terbaru para peneliti, kasus pasien ini melampaui rekor infeksi Covid-19 terlama sebelumnya, yaitu 335 hari.
Menurut peneliti, kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh pasien yang membuatnya tidak bisa membersihkan infeksi virus dengan benar.
Pasien Inggris ini memiliki penyakit penyerta saat tertular Covid-19 pada 2020, hasilnya ia keluar masuk rumah sakit beberapa kali selama 72 minggu.
Setiap pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19 oleh PCR dengan teknik whole genome sequencing, menunjukan ia terinfeksi virus yang sama, sehingga menyebabkan tubuhnya terinfeksi terus menerus, bukan infeksi ulang.
"Ini adalah tes usap tenggorokan positif setiap saat. Pasien tidak pernah memiliki tes negatif Covid-19," ujar Peneliti Utama Dr. Luke Blagdon Snell, dari Departemen Infeksi Guys and St Thomas' NHS Foundation Trust London, mengutip Live Science, Sabtu (23/4/2022).
Akibat temuan tes ini, Snell menyimpulkan bahwa infeksi yang dialami pasien tersebut adalah satu infeksi berkelanjutan, karena struktur dan jenis virus yang berada di dalam tubuh terus menerus sama.
Pasien kemudian diobati dengan obat antivirus, tapi sayangnya tidak mengobati infeksi. Hingga akhirnya pasien tersebut meninggal di rumah sakit pada 2021.
Sayangnya, dokter tidak mengungkap penyebab kematiannya. Tapi laporan menyebutkan pasien tersebut memiliki penyakit komorbid atau penyakit penyerta sebelumnya.
Baca Juga: Hari Tuberkulosis Sedunia 2022: Bisakah TBC dan Covid-19 Masuk ke Tubuh Bersamaan?
Kasus pasien ini akhirnya jadi pembahasan dalam Kongres Eropa Mikrobiologi Klinis & Penyakit Menular di Lisbon, Portugal. Kasus ini jadi satu dari sembilan pasien dengan sistem kekebalan tubuh terlemah dan alami infeksi Covid-19 berkepanjangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?