Suara.com - Tanggal 24 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia atau World TB Day 2022. Mirisnya, saat ini Indonesia dilanda pandemi Covid-19 dan endemik TB atau TBC secara bersamaan.
TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru.
Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas.
Wajar saja, saat ini Indonesia jadi negara terbesar ketiga dengan kasus TB terbanyak dunia. Fenomena ini, lantas menimbulkan pertanyaan, bisakah seseorang alami TB dan Covid-19 sekaligus?
Dijelaskan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Dr. drh. Didik Budijanto, bahwa Covid-19 bisa menyerang orang dengan TB sekaligus, dan prosesnya serupa seperti Covid-19 dengan komorbid atau penyakit penyerta.
"Bisa saja terjadi berbarengan, orang penderita TB kemudian terpapar Covid-19, itu yang dinamakan double infeksi," ujar Dr. Didik dalam acara diskusi Kemenkes memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2022, Selasa (22/3/2022).
Namun Dr. Didik menjelaskan, meski menyerang saluran napas TB disebabkan karena infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.
Sedangkan Covid-19 terjadi karena infeksi virus SARS CoV 2, sehingga keduanya memerlukan perawatan dan pengobatan yang berbeda dan tidak boleh disamakan.
"Tapi meningkatkan imunitasnya sama dengan TB. tentunya harus mematikan TBC dengan obat antibiotik bakteri, dan satunya lagi untuk virus SARS CoV 2," jelas Dr. Didik.
Baca Juga: Epidemiolog Khawatir Varian Covid-19 Baru Akan Terus Turunkan Efikasi Vaksin yang Sudah Ada
Perlu diketahui saat ini di Indonesia diprediksi ada lebih dari 800 ribu orang dengan TB, namun Kemenkes baru menemukan 500 ribu kasus, sedangkan sisanya 300 ribu masih belum terdeteksi dan belum diobati, serta berpotensi bisa menularkan orang lain.
Adapun 1 kasus TB bisa menularkan kepada 15 orang di sekitarnya, itulah sebabnya TB harus segera dideteksi dan diobati dengan mengonsumsi obat rutin selama 6 bulan, untuk menekan jumlah bakteri di dalam tubuh, sehingga tidak bisa menularkan.
Berita Terkait
-
Akhirnya Lega! Proyek Galian di Jalan TB Simatupang Selesai Lebih Awal, Lalu Lintas Kembali Normal
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Galian Proyek Air Limbah Depan CIBIS Park Rampung, Macet TB Simatupang Mulai Terurai
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Kematian Akibat TBC Lampaui Covid-19, Menko PMK: Skrining dan Kampanye Harus Masif!
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital