Suara.com - Menkes Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin ungkap alasan menambah tiga jenis vaksin imunisasi rutin wajib anak Indonesia.
Tiga jenis vaksin itu adalah PCV, Rotavirus, dan vaksin HPV, yang dikatakan Menkes Budi sebagai cara untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak Indonesia.
Menkes Budi menjelaskan kematian ibu tertinggi disebabkan karena kanker payudara dan kanker serviks atau kanker leher rahim.
"Kita cek ada vaksinnya untuk ibu itu vaksin kanker serviks, (vaksin) yang untuk kanker payudara belum ada," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia, beberapa waktu lalu.
Adapun vaksin HPV (human papillomavirus) berfungsi ampuh mencegah kanker serviks. Sehingga vaksin ini diberikan pada anak perempuan usia kelas 5 dan 6 SD atau kisaran usia 10 hingga 13 tahun.
Sedangkan kematian anak tertinggi disebabkan karena infeksi, dan infeksi yang paling sering ditemukan adalah diare dan pneumonia atau peradangan infeksi paru.
"Selanjutnya untuk mencegah pneumonia pada anak dengan menggunakan vaksin PCV dan diare ada vaksin rotavirus," jelas Menkes Budi.
Secara spesifik, vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
Vaksin rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota.
Baca Juga: Imunisasi Dewasa Bantu Cegah Risiko Penyakit Menular, Dokter: Mulai dari Usia 19 Tahun
Sayang, ketiga jenis vaksin tambahan ini baru diselenggarakan di beberapa daerah Indonesia, dengan prevalensi penyakit kanker serviks, pneumonia, dan diare tertinggi.
Dengan penambahan tiga jenis vaksin ini, artinya terdapat 14 jenis imunisasi rutin wajib anak Indonesia, dari yang tadinya hanya 11 jenis vaksin yang ada.
"Kita melihat cara paling efektif yang lebih murah adalah intervensi kesehatan yang fokus di hulu (pencegahan), dibanding fokus intervensi di hilir (pengobatan) di rumah sakit," tutup Menkes Budi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental