Suara.com - Vaksin Covid-19 satu dosis yang disebut Moonshot telah dikembangkan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat dalam upaya untuk membasmi semua varian virus corona Covid-19.
Setelah menyaksikan hasil awal uji coba vaksin, Profesor Luke O'Neill dari Trinity College, Dublin menilai vaksin Covid-19 itu sangat mengesankan dan temuan itu bisa dipublikasikan kapan saja.
Vaksin Covid-19 Moonshot ini pertama kali diuji coba pada hewan. Setelah menunjukkan hasil yang sukses, saat ini vaksin Covid-19 Moonshot sedang dalam tahap uji coba manusia tahap 1.
Profesor O'Neill mengatakan para ilmuwan menempelkannya pada partikel nano, partikel kecil dari sesuatu yang disebut feritin, yang mana dipenuhi oleh RBD.
"Vaksin Covid-19 ini terbukti melindungi monyet dari SARS, virus corona Covid-19, varian Alpha, Beta, Delta, dan Omicron," kata O'Neill dikutip dari Times of India.
Mengingat bahwa vaksin tersebut diizinkan untuk digunakan, itu dapat mengubah masa depan virus.
Pemberian vaksin yang berpotensi melindungi terhadap semua varian akan memungkinkan orang untuk divaksinasi hanya sekali daripada disuntik lebih dari sekali.
Profesor O'Neill mengatakan bahwa duel vaksin Covid-19 ini akan terus berlangsung. Saat ini vaksin Covid-19 memang mampu mengendalikan infeksi serius dari virus corona, tetapi mereka masih terus mengawasi perkembangannya.
Di tengah varian baru yang muncul, pembuat vaksin sedang mencari vaksin yang bisa melawan stran apapun di masa mendatang.
Baca Juga: Baru Vaksin Booster Dadakan Saat Mudik? Ini Tips Minimalkan Efek Samping
Drew Weissman, Profesor di University of Pennsylvania dan pelopor teknologi mRNA yang digunakan dalam vaksin Covid-19 Pfizer, saat ini terlibat dalam satu proyek semacam itu.
Menurutnya, varian baru kemungkinan akan muncul setiap tiga atau enam bulan. Karena itulah, memperbarui atau mengubah vaksin untuk mengatasi strain di masa depan bukanlah solusi yang layak.
Sehingga, ia dan timnya bekerja untuk mengembangkan vaksin pan-coronavirus, suntikan yang dapat melindungi dari semua jenis virus.
"Kami mungkin memiliki vaksin universal dalam dua atau tiga tahun, tetapi kami harus terus mengerjakannya dan mengubahnya dari waktu ke waktu agar tetap lebih unggul dari virus," kata Weissman.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
Terkini
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!