Suara.com - Sebuah penelitian menemukan penggunaan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti parasetamol dan ibuprofen, bisa meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan masalah kesehatan.
Para peneliti di University of Aberdeen di Inggris menganalisis data lebih dari 151 ribu kehamilan selama 30 tahun.
Tim peneliti mencari tahu efek 5 obat penghilang rasa sakit pada ibu hamil, termasuk parasetamol, aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), diklofenak, naproxen, dan ibuprofen.
Di antara ibu hamil yang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol dan ibuprofen selama kehamilan, 50 persen lebih berisiko melahirkan prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Mereka juga 33 persen lebih berisiko melahirkan bayi dalam kondisi meninggal atau lahir mati. Risiko lain dari penggunaan obat penghilang rasa sakit, termasuk cacat tabung saraf (64 persen), masuk ke unit neonatal (57 persen), kematian neonatal (56 persen), dan berat lahir di bawah 2,5 kg (28 persen)
"Harus dipahami bahwa parasetamol yang dikombinasikan dengan NSAID dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dan ibu hamil harus selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum mengonsumsi obat yang dijual bebas," kata Aikaterini Zafeiri dari Universitas, dikutip dari The Hans India.
Antara 30 persen dan 80 persen wanita di seluruh dunia mengonsumsi obat penghilang rasa sakit non-resep selama kehamilan untuk menghilangkan rasa sakit seperti flu, demam, kondisi peradangan atau rematik.
Namun, bukti terkini mengenai keamanan konsumsi obat penghilang rasa sakit selama kehamilan sangat bervariasi, di mana beberapa obat dianggap aman dan yang lainnya tidak.
Secara keseluruhan, hampir 3 dari 10 wanita telah menggunakan analgesik yang dijual bebas selama kehamilan, angka yang meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 60 persen selama tujuh tahun terakhir dari periode studi 30 tahun.
Baca Juga: Orang dengan Varian Omicron Berisiko Terinfeksi Subvarian dalam 2 Bulan
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat penghilang rasa sakit berkembang pesat. Mengingat obat penghilang rasa sakit ini sangat mudah diperoleh, hal tersebut berpotensi meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan