Suara.com - Update Covid-19 global per Kamis (19/5/2022) tercatat penambahan kasus positif sebanyak 752.159 dan kematian 1.521 jiwa dalam 24 jam terakhir.
Dikutip dari situs worldometers, total kasus Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 524,63 juta dan kematian lebih dari 6,29 juta jiwa.
Laporan kasus positif baru paling banyak terjadi di Korea Utara dengan 232.890 kasus. Negara itu baru membuka data kasus Covid-19 pada Kamis (12/5) lalu.
Dilaporkan oleh media pemerintah setempat, KCNA, Korea Utara saat ini tengah meningkatkan produksi obat-obatan dan pasokan medis, seperti alat sterilisasi dan termometer, untuk memerangi wabah virus corona tersebut.
Negara pimpinan Kim Jong Un itu telah memberlakukan penguncian secara nasional, juga meningkatkan produksi obat-obatan tradisional Korea yang digunakan untuk mengurangi demam dan rasa sakit. Dikatakan KCNA, kalau obat herbal tersebut efektif dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit berbahaya.
Gelombang Covid-19 yang terjadi di Korea Utara itu telah menimbulkan kekhawatiran karena kurangnya sumber daya medis dan vaksin.
Setidaknya 262.270 orang dilaporkan alami gejala demam dan satu orang meninggal hingga Rabu (18/5) malam, kata KCNA. Tetapi, data tersebut tidak menentukan berapa banyak orang yang dites positif Covid-19.
Korea Utara sejauh ini melaporkan 1.978.230 orang dengan gejala demam seperti Covid-19 dan 63 kematian. Juga memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat.
Pabrik-pabrik memproduksi lebih banyak suntikan, obat-obatan, termometer, dan pasokan medis lainnya di ibu kota Pyongyang dan daerah-daerah sekitarnya. Lebih banyak bangsal isolasi dipasang dan pekerjaan disinfeksi diintensifkan di seluruh negeri.
Baca Juga: WHO Khawatir Varian Baru Covid-19 Muncul di Korea Utara, Kenapa?
"Ribuan ton garam segera diangkut ke Kota Pyongyang untuk menghasilkan larutan antiseptik," kata KCNA, dikutip dari Channel News Asia.
Tanpa kampanye vaksinasi nasional dan pengobatan Covid-19, media pemerintah telah mendorong warganya untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik serta pengobatan rumahan yang belum diverifikasi, seperti berkumur dengan air garam atau minum teh lonicera japonica dan teh daun willow.
Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menawarkan bantuan kepada Korea Utara, tetapi belum menerima tanggapan, kata wakil penasihat keamanan nasional Seoul.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan