Suara.com - Kasus hepatitis akut misterius di Indonesia kembali bertambah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan ada dua anak yang dinyatakan dilaporkan sakit. Masing-masing berada di Banten dan Sulawesi Selatan.
"Kedua kasus masih dalam klasifikasi pending," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril, Sp.P., dalam koferensi pers virtual, Selasa (24/5/2022).
Status kasus klasifikasi pending itu berarti anak mengalami gejala yang mirip dengan infeksi hepatitis akut misterius, tetapi masih menunggu hasil tes virus hepatitis A-E juga kemungkinan patogen lain.
Laporan baru tersebut menambah daftar kasus hepatitis akut misterius klasifikasi pending di Indonesia menjadi 15 anak. Dokter Syahril mengatakan, angka tersebut berdasarkan angka yang dilaporkan ke Kemenkes per Senin (23 Mei) pukul 16.00 WIB.
"Jadi sekarang 10 provinsi yang ada kasus hepatitis akut misterius. Khusus kasus probable itu baru ada satu di DKI. Lainnya masih pending clasification," ujar dokter spesialis paru tersebut.
Adapun kasus dengan klasifikasi pending tersebar di DKI Jakarta (4 kasus), Bali (2 kasus), Jawa Timur (2 kasus), Bangka Belitung (1 kasus), Banten (1 kasus), Sumatera Barat (1 kasus), Jambi (1 kasus), Yogyakarta (1 kasus), Nusa Tenggara Barat (1 kasus), dan Sulawesi Selatan (1 kasus).
Dokter Syahril mengatakan bahwa Kemenkes belum menerima data profil dua orang yang baru dilaporkan tersebut. Tetapi secara keseluruhan, 68,7 persen atau 11 anak merupakan laki-laki dan 31,3 persen atau 5 orang anak perempuan.
Jumlah pasien hepatitis akut misterius, baik probable dan klasifikasi pending, terbanyak terjadi pada anak usia 0-5 tahun.
"Usia 0 sampai 5 tahun ada 11 orang, kemudian usia 6 sampai 10 tahun ada 3 orang, dan usia 11 sampai 16 tahun dua orang," imbuhnya.
Baca Juga: Kemenkes Masih Tunggu WHO Untuk Tahu Penyebab Hepatitis Akut Misterius Pada Anak
Hingga saat ini, jumlah pasien yang meninggal ada 4 orang. Satu di antaranya dengan status probabel dan 3 klasifikasi pending. Sementara 12 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat