Suara.com - Vaksin pneumokokus merupakan salah satu pencegahan infeksi paru-paru alias pneumonia pada anak. Kabar baiknya, vaksinasi kini bisa dilakukan bahkan sejak anak berusia 6 minggu.
Dalam keterangan yang diterima Suara.com, PT Pfizer Indonesia mengumumkan bahwa Vaksin Konjugat 13-valensi Pneumokokus telah menerima persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) untuk indikasi usia pengguna yang diperluas mencakup bayi, anak-anak, dan remaja dari usia 6 minggu hingga 17 tahun serta dewasa berusia 18 – 49 tahun.
Ini merupakan tambahan dari penggunaan vaksin yang telah disetujui untuk mencegah pneumonia bagi anak-anak berusia 6 bulan-5 tahun dan dewasa di atas usia 50 tahun. Hal ini menjadikan Vaksin Konjugasi 13-valensi Pneumokokus (PCV 13) dari Pfizer sebagai vaksin pneumokokus pertama yang bisa digunakan untuk semua rentang usia.
“Kami sangat senang dengan persetujuan ini sebagai langkah maju yang signifikan, sebab hal ini melanjutkan misi kami untuk memperluas perlindungan terhadap serotipe bakteri penyebab penyakit untuk membantu mencegah infeksi pernapasan yang berpotensi serius, seperti pneumonia pneumokokus di segala usia, dan kami berterima kasih pada BPOM dan semua pihak yang terlibat untuk mewujudkannya secara tepat waktu”, ujar dr. Nora T. Siagian, Country Manager PT Pfizer Indonesia.
“Anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun dengan kondisi medis mendasar memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit pneumokokus; dengan demikian, indikasi usia yang diperluas pada kelompok usia ini dan pada dewasa berusia 18 hingga 49 tahun memberikan manfaat penting bagi kesehatan masyarakat sebagai vaksinasi terhadap S. pneumoniae yang tepat untuk mengurangi risiko terhadap penyakit pneumokokus, termasuk pada mereka yang memiliki kondisi penurunan daya tahan tubuh," tambah dr. Nora.
Pfizer PCV13 yang telah diberikan kepada jutaan orang di seluruh dunia, memberi cakupan serotipe terluas dari seluruh vaksin konjugat pneumokokus yang tersedia saat ini untuk pencegahan penyakit invasif, pneumonia dan otitis media akut yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
Adapun ke-13 serotipe pneumokokus pada PCV 13 (1, 3, 4, 5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19A, 19F dan 23F) merupakan salah satu strain penyebab penyakit invasif yang paling sering ditemui pada anak-anak di seluruh dunia. Vaksin Ini juga telah mendapat persetujuan untuk digunakan pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di lebih dari 120 negara, dan merupakan vaksin pneumokokus pertama yang mendapatkan prakualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia pada populasi orang dewasa yang lebih tua.
Keputusan BPOM dalam menyetujui indikasi yang diperluas merupakan kelanjutan dari pengajuan dan tinjauan studi klinis dari awal hingga akhir seluruh rangkaian proses, menunjukkan imunogenisitas dan menetapkan profil keamanan pada anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun yang konsisten dengan profil keamanan yang ditetapkan dalam uji coba sebelumnya pada bayi dan anak kecil, serta dewasa berusia 18-49 tahun.
Dr. Nora T. Siagian menambahkan bahwa persetujuan BPOM hari ini dalam perluasan usia penggunaan Pfizer PCV13 merupakan bentuk komitmen berkelanjutan Pfizer untuk mengembangkan vaksin inovatif yang dapat membantu mencegah penyakit serius – dan terkadang fatal – di setiap tahap kehidupan.
Baca Juga: Wabah Cacar Monyet Menyebar, Inggris Datangkan 20 Ribu Dosis Vaksin
“Kami akan terus bekerja sama dengan otoritas kesehatan dalam upaya memberikan akses ke PCV13 kepada mereka yang berisiko terkena penyakit,” tutupnya.
PCV13 (vaksin konjugat polisakarida pneumokokus [13 – valent, adsorbed]) pertama kali disetujui di Uni Eropa (UE) pada bulan Desember 2009 untuk digunakan pada bayi dan anak kecil. PCV13 adalah vaksin konjugat pneumokokus yang paling banyak digunakan di dunia dan termasuk dalam Program Imunisasi Nasional pediatrik di 102 negara, termasuk Indonesia.
Vaksin ini disetujui di Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lain untuk digunakan pada bayi, anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 17 tahun. Selain itu, PCV13 disetujui untuk digunakan pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di lebih dari 120 negara. Prevenar 13 sekarang telah disetujui penggunaannya di AS, Uni Eropa, dan 108 negara lainnya untuk digunakan pada dewasa berusia 18 hingga 49 tahun.
Berita Terkait
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Waspada! Menkes Sebut Campak 18 Kali Lebih Menular dari COVID-19, KLB Mengancam Sejumlah Wilayah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan