Suara.com - Wabah penyakit endemik seperti cacar monyet dan demam lassa menjadi bakalan jadi lebih persisten dan sering. Hal itu diungkapkan oleh direktur kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia, Mike Ryan, memperingatkan pada hari Rabu.
Mike mengatakan, hal itu terjadi arena perubahan iklim berkontribusi pada kondisi cuaca yang berubah dengan cepat seperti kekeringan, hewan dan manusia mengubah perilaku mencari makanan mereka.
Akibatnya, penyakit yang biasanya beredar pada hewan semakin banyak menyerang manusia, katanya.
“Sayangnya, kemampuan untuk memperkuat penyakit itu dan menyebarkannya di dalam komunitas kita meningkat – jadi faktor munculnya penyakit dan amplifikasi penyakit telah meningkat.”
Komentar Ryan muncul saat wabah cacar monyet mengancam komunitas di seluruh dunia.
Dr. Rosamund Lewis dari WHO mengatakan bahwa meskipun organisasi tersebut tidak memperkirakan penularan virus akan menyebabkan pandemi, masih banyak yang tidak diketahui tentang penyebarannya saat ini – terutama secara seksual dan dalam komunitas LGBTQIA+.
Secara tradisional, virus cacar monyet menyebar melalui sentuhan atau gigitan hewan liar yang terinfeksi di Afrika bagian barat dan tengah. Namun, para ilmuwan belum menentukan apakah wabah ini dapat ditelusuri ke Afrika.
Seorang penasihat utama WHO sebelumnya mengklaim bahwa kasus-kasus saat ini kemungkinan terkait dengan seks di dua pesta pora di Spanyol dan Belgia.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan sekarang ada 18 kasus yang dikonfirmasi di seluruh AS.
Baca Juga: Benarkah Cacar Monyet Salah Satu Penyakit Kelamin Karena Hubungan Seks? Begini Faktanya
Tidak ada kematian yang dilaporkan sejauh ini dan sebagian besar pasien sembuh tanpa memerlukan rawat inap. Monkeypox, yang terkait dengan cacar, memiliki gejala yang lebih ringan.
Beberapa dari gejala tersebut termasuk demam, menggigil, ruam dan nyeri, sebelum lesi berkembang. Ada lebih dari 550 kasus terkonfirmasi yang dilaporkan ke WHO, dari 30 negara yang tidak endemis virus monkeypox.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia