Suara.com - Wabah cacar monyet yang terjadi di Amerika Serikat mungkin tidak terlalu buruk dibandingkan dengan negara lain. Sejak epidemi internasional dimulai pada Mei, AS telah mencatat 201 kasus cacar monyet.
Sebaliknya, Inggris memiliki hampir 800 kasus. Spanyol dan Jerman keduanya memiliki lebih dari 500.
Tetapi di AS, jumlah kasus resmi menyesatkan, ujar ahli epidemiologi Keletso Makofane, dari Universitas Harvard seperti dikutip dari NPR. Wabah ini lebih besar – mungkin jauh lebih besar – daripada jumlah kasus yang diperkirakan.
Untuk banyak kasus yang dikonfirmasi, pejabat kesehatan tidak tahu bagaimana orang tersebut tertular virus. Mereka yang terinfeksi belum bepergian atau melakukan kontak dengan orang lain yang terinfeksi. Itu berarti virus menyebar di beberapa komunitas dan kota, secara samar.
"Fakta bahwa kita tidak dapat merekonstruksi rantai penularan berarti bahwa kita mungkin kehilangan banyak mata rantai dalam rantai itu," ujar Jennifer Nuzzo, seorang ahli epidemiologi di Brown University.
"Dan itu berarti orang-orang yang terinfeksi itu tidak memiliki kesempatan untuk menerima obat-obatan untuk membantu mereka pulih lebih cepat dan tidak mengembangkan gejala yang parah.
"Tetapi itu juga berarti bahwa mereka mungkin menyebarkan virus tanpa mengetahui fakta bahwa mereka terinfeksi," tambahnya.
Dengan kata lain: "Kami tidak memiliki konsep skala wabah cacar monyet di AS," kata ahli biologi Joseph Osmundson di New York University. "
Mengapa begitu sedikit kasus yang terdeteksi? Dalam banyak hal, AS telah gagal dalam pengujian monkeypox.
Baca Juga: CDC Memperingatkan Gejala Aneh Cacar Monyet yang Sedang Menyebar di Negara Non Endemik
Di seluruh negeri, lembaga kesehatan masyarakat menjalankan tes terlalu sedikit - terlalu sedikit, kata Osmundson.
"Pejabat negara bagian menolak tes orang karena mereka menggunakan definisi sempit cacar monyet untuk memutuskan siapa yang menerima tes. Mereka menguji hanya dalam jumlah kasus yang sangat terbatas."
Makofane mengatakan situasi pengujian saat ini sangat "buruk" di AS sehingga ia meluncurkan penelitiannya sendiri, yang disebut RESPND-MI, untuk mengetahui prevalensi cacar monyet di New York City dan untuk membantu teman-teman berbagi informasi tentang monkepox.
CDC tidak akan membocorkan kepada NPR berapa banyak tes telah dilakukan di seluruh negeri, juga tidak akan mengatakan di mana transmisi komunitas kemungkinan terjadi di AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa