Suara.com - Belum lama ini akun TikTok @canniesstore membagikan video di mana seorang perempuan yang mengalami gatal pada di telinganya.
Dalam video yang diunggah Jumat (8/7/2022), ditulis keterangan si pemilik akun tentang adanya suara pecah dari dalam telinganya. Hal itu sontak membuatnya panik. Lihat videonya di sini.
“Jam 11.00 akhirnya gua ke IGD THT karena kuping gatel banget gak tahan mau nangis gak bisa digaruk. Terus denger suara dari luar juga pecah di kuping sakit bikin makin panik,” tulisan dalam keterangan video tersebut.
Rupanya, setelah menjalani pemeriksaan oleh dokter, terdapat infeksi jamur pada bagian telinga dalam atau dikenal dengan nama otomikosis (otomycosis).
Melansir laman WebMD, otomikosis merupakan infeksi telinga yang disebabkan oleh jamur. Otomikosis memengaruhi gendang telinga hingga memengaruhi bagian luar yang menimbulkan gatal dan sakit.
Gejala otomikosis sendiri bermacam-macam. Berikut beberapa gejala yang ditimbulkan;
- Gangguan pendengaran
- Muncul rasa gatal
- Adanya rasa sakit pada bagian telinga
- Pengeluaran cairan
- Telinga berdengung
- Rasa terbakar pada telinga
- Telinga terasa penuh
- Sakit kepala
Jamur yang menginfeksi terdiri dari berbagai jenis, namun pada umumnya yaitu aspergillus dan candida.
Jenis jamur aspergillus mudah ditemukan di mana-mana baik dalam maupun luar ruangan.
Sementara candida jenis jamur yang biasa hidup di kulit bagian dalam tubuh seperti mulut, telinga, tenggorokan, dan usus.
Baca Juga: Sering Mengganggu, Ini 8 Sebab Mata Gatal
Selain akibat jamur, otomikosis juga bisa disebabkan penggunaan antibiotik dan steroid. Berdasarkan para ahli, antibiotik dan steroid dapat meningkatkan otomikosis pada seseorang. Antibiotik ini sendiri juga bisa terdapat pada obat tetes telinga yang digunakan.
Sistem kekebalan tubuh yang melemah juga bisa menjadi penyebab otomikosis pada seseorang. Hal ini karena otomikosis sangat mudah menyerang seseorang dengan sisitem kekebalan tubuh yang lemah.
Faktor seseorang bisa mengalami otomikosis sendiri karena berbagai hal di antaranya sebagai berikut;
- Masuknya air ke dalam telinga saat berenang.
- Penggunaan kapas untuk membersihkan bagian dalam sehingga melukai saluran telinga.
- Penggunaan alat bantu dengar atau penyumbat telinga.
- Iritasi akibat pewarna rambut yang masuk ke dalam telinga.
- Seseorang dengan masalah kulit seperti eksim, dermatitis seboroik, atau psoriasis, atau mereka yang alergi, lebih mungkin mengalami infeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia