Suara.com - Menyusui jadi tantangan baru bagi ibu yang baru melahirkan. Aktivitas tersebut tidak saja memberikan kandungan ASI untuk kesehatan bayi, tetapi juga menciptakan hubungan emosional kuat antara ibu dan anak yang bisa terus terjadi meski masa menyusui telah selesai.
Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), produksi ASI ibu akan makin banyak seiring makin seringnya frekuensi menyusui.
Bayi yang diberi ASI biasanya menyusu tiap 2-3 jam sekali, lebih sering dibanding bayi yang mengonsumsi susu formula, karena ASI lebih mudah dicerna. Lamanya menyusu juga tergantung dengan kebutuhan bayi.
Bayi dikatakan telah benar menyusu secara langsung bisa dilihat dengan tanda seperti, mengisap dengan pelan, berirama, tidak tergesa-gesa, dan tidak terdengar bunyi berdecak melainkan hanya suara bayi menelan. Pipi bayi juga akan terlihat menggembung, dan ibu tidak merasa nyeri.
Bayi juga biasanya akan menyusu pada satu sisi payudara sampai dia berhenti. Kemudian istirahat sebentar, sambil bayi disendawakan atau digendong. Selanjutnya ganti ke payudara sisi yang lainnya, bila ibu atau bayi masih ingin melakukannya. Tidak hanya bayi, ibu juga perlu istirahat cukup di sela waktu menyusui agar tubuhnya bugar.
Untuk menyusui berikutnya, dapat diganti urutan payudaranya. Setiap bayi memiliki kebiasaan pola menyusu yang berbeda-beda. IDAI menyarankan untuk berikan ASI sesusai dengan keinginan bayi. Oleh sebab itu, ibu perlu mengenali tanda-tanda bayi lapar karena menangis tidak selalu berarti lapar.
Sebagian besar ibu memerlukan sekitar 6 minggu sampai pasokan ASI lancar. Selama waktu tersebut, baik ibu dan bayi masih saling belajar bagaimana cara menyusu dan menyusui.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagikan enam tips agar aktivitas menyusui jadi mudah dan nyaman bagi ibu maupun bayi.
- Cobalah beragam posisi menyusui. Jika mengalami nyeri, carilah bantuan tenaga terlatih seperti konselor menyusui.
- Biarkan bayi menyusu selama dan sesering mungkin.
- Amati apakah bayi menelan ASI serta jumlah popoknya yang basah atau kotor.
- Lakukan inisiasi menyusui dini dalam satu jam setelah persalinan.
- Lakukan kontak kulit langsung sesering mungkin.
- Lekatkan bayi pada payudara saat mulutnya terbuka lebar.
Baca Juga: Pekan Menyusui Dunia 2022, AIMI Akan Gelar Pawai Payung Menyusui
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!