Suara.com - Pada beberapa orang sering kali karena terburu-buru membuatnya makan dengan cepat. Bahkan, makanan dalam porsi yang cukup banyak saja dapat diselesaikannya dengan waktu singkat.
Hal ini biasanya dilakukan seseorang agar dirinya tidak terlambat saat ingin pergi. Oleh karena itu, karena rasa takut akan terlambat membuat orang tersebut mencoba menghabikan makanannya dengan singkat. Bahkan beberapa orang rela menyuap makanan dalam porsi yang besar.
Meskipun demikian, mengonsumsi makanan dengan cepat sendiri dapat memberikan berbagai dampak negatif yang berbahaya bagi tubuh. Mengutip laman Cleaneatingmag, berikut terdapat beberapa dampak negatif mengonsumsi makanan dengan cepat.
Mengonsumsi makanan dengan cepat nyatanya dapat meningkatkan risiko obesitas atau kelebihan berat badan pada seseorang. Hal ini karena makan lebih cepat dapat membuat tubuh menjadi mengonsumsi makanan yang banyak dalam satu waktu. Hal tersebut juga memengaruhu kalori yang masuk.
Dalam sebuah penelitian, peserta yang memakan makan siang dengan cepat dinilai lebih cepat lapar dibandingkan dengan kecepatan normal. Hal ini akan membuat orang yang makan dengan cepat mudah lapat dan mengonsumsi lebih banyak lagi makanan.
Tidak hanya itu, dalam sebuah penelitian kecil di Jepang, makan cepat juga mengurangi efek termis dari makanan yang memengaruhi peningkatan metabolisme yang terjadi setelah makan.
Rupanya mengonsumsi makanan dengan cepat juga meningkatkan risiko diabetes pada seseorang. Dalam penelitian, dikatakan pria dan wanita yang mengonsumsi makanan dengan cepat memiliki risiko resitensi insulit yang dapat menyebabkan penyakit diabetes.
Baca Juga: Viral Momen Anak Erick Thohir Makan Telur Gulung Pinggir Jalan, Netizen Soroti Ekspresinya
Kondisi ini sendiri juga berkaitan dengan obesitas yang menyebabkan resistensi insulin sehingga berisiko diabetes.
Sindrom Metabolik
Ketika seseorang mengalami resitensi insulin sangat berpengaruh dengan sindrom metabolik, yaitu gangguang pada sistem metabolisme. Kondisi ini juga mendorong berbagai penyakit seperti diabetes, stroke, dan jantung.
Dalam studi pada 9.000 orang usia 40 tahun ke atas, mereka dengan cara makan yang cepat dapat mengembangkan sindrom metabolik dibandingkan dengan kecepatan normal. Secara khusus, pemakan cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Kedua faktor risiko yang membentuk sindrom metabolik pada seseorang.
Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada bagian lambung yang menyebabkan penderita mengalami rasa nyeri. Kondisi ini membuat radang di lapisan perut yang menyebabkan luka atau borok di dalam.
Berdasarkan sebuah penelitian dari Korea, lebih dari 10.000 pasien dengan gastritis menjalani pemeriksaan termasuk endoskopi saluran cerna bagian atas prosedur menggunakan tabung berlampu dengan kamera kecil yang mengalir ke tenggorokan, melalui kerongkongan dan ke dalam.
Dikatakan, mereka yang mengalaminya sendiri kebanyakan karena mengonsumsi makanan dengan cepat.
Tersedak
Risiko instan yang sering dialami akibat mengonsumsi makanan secara cepat yaitu tersedak. Hal ini karena makanan tersebut terhirup saat menarik napas dan menyebabkan gangguan. Kondisi ini sendiri tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, pada beberapa kasus, tercedak dapat menyebabkan kematian. Untuk itu, penting mengunyah makanan secara perlahan saat makan.
Berita Terkait
-
Janji Bantu UMKM Ortu Siswa, BGN: Tujuan MBG Bangkitkan Ekonomi Lokal, Bukan Memperkaya Konglomerat!
-
Tutup 40 Dapur Imbas Siswa Keracunan Massal, BGN jika Ada Zat Beracun di Menu MBG: Kami Pidanakan!
-
Besuk Korban Keracunan MBG di Cipongkor, Rajiv: Negara Tak Tutup Mata Atas Penderitaan Rakyat!
-
Tangis Nanik Deyang Minta Maaf soal Kasus Keracunan MBG Tuai Pro Kontra
-
Bukan Sekadar Daging Bakar: 3 Tips Bikin Pengalaman Makan Steak Makin Berkesan
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis