Suara.com - Glukosa dan fruktosa merupakan jenis gula yang memiliki manfaat dan reaksi yang berbeda pada tubuh. Kedua jenis gula yang dikonsumsi tersebut banyak ditemui di berbagai jenis makanan dan minuman seperti pada buah-buahan, sayuran, susu, dan biji-bijian.
Meskipun glukosa dan fruktosa sama-sama gula, namun ada perbedaannya seperti dari metabolisme yang dihasilkan, manfaat bagi tubuh, sumber, produksi hingga dampak yang dihasilkan untuk kesehatan.
Lantas apa saja perbedaan glukosa dan fruktosa? Simak ulasannya berikut ini.
Sumber Glukosa dan Fruktosa
Melansir dari Healthline, glukosa merupakan gula monosakarida yang menjadi sumber energi berbasis karbohidrat pada tubuh. Diketahui glukosa ditemukan di semua makanan yang mengandung karbohidrat utama. Sementara itu fruktosa atau gula buah ini banyak ditemukan di dalam buah-buahan, madu dan sayuran. Fruktosa bersumber dari tebu, bit gula dan jagung.
Berikut ini beberapa daftar makanan yang mengandung glukosa:
- Pasta
- Sereal
- Oatmeal
- Granola
- Ubi Jalar
- Roti
Sedangkan fruktosa berasal dari sumber makanan alami antara lain:
- Anggur
- Alpukat
- Pisang
- Selada
- Buncis
Penyerapan dalam Tubuh
Glukosa dapat diserap melalui lapisan usus kecil dalam aliran darah dan mengirimkannya ke sel-sel. Ketika glukosa berada dalam sel, glukosa akan digunakan untuk menciptakan energi atau diubah menjadi glikogen untuk disimpan di otot atau hati.
Baca Juga: Turunkan Gula Darah Penderita Diabetes, Coba 10 Makanan Ini
Tubuh dapat mengontrol kadar gula darah. Apabila kadar gula terlalu rendah, maka glikogen akan dipecah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah sebagai energi.
Sementara itu fruktosa juga diserap melalui aliran darah dari usus kecil. Bedanya, fruktosa tidak secara langsung dapat meningkatkan gula darah. Hati harus mengubah fruktosa menjadi glukosa sebelum tubuh dapat menggunakannya sebagai energi.
Asupan fruktosa yang berlebihan ini dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik dan penyakit hati.
Dampak bagi Kesehatan
Adapun perbedaan glukosa dan fruktosa lainnya adalah dari dampaknya terhadap kesehatan. Glukosa ini tidak dapat meningkatkan lemak darah. Glukosa juga tidak terkait dengan resistensi insulin atau kolesterol. Konsumsi glukosa secara teratur juga dapat meningkatkan kecerdasan otak.
Sementara itu, konsumsi fruktosa berlebihan dapat dikaitkan dengan resistensi insulin, obesitas dan penyakit hati. Kondisi ini dapat menambah lemak di perut yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Fruktosa juga menyebabkan kolesterol tinggi dan menurunkan aktivitas kontrol kortikal otak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia