Suara.com - Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia mendukung sistem kelas 1,2,3 BPJS dihapus diganti dengan kelas rawat inap standar (KRIS), agar pelayanan kesehatan merata di seluruh Indonesia.
Seperti diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah melakukan uji coba kelas rawat inap standar di 4 RS vertikal milik pemerintah. Sehingga kini kategori peserta BPJS hanya terbagi pada peserta PBI dan peserta PPU.
Peserta PBI yakni iuran sebesar Rp 42.000 bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, dibayarkan oleh pemerintah pusat.
Sedangkan PPU atau pekerja penerima upah seperti ASN, TNI, POLRI dan pekerja swasta, besaran iuran sebesar 5% dari upah, dengan rincian 4% dibayarkan oleh pemberi kerja dan 1% oleh pekerja.
Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia, Tony Richard Samosir mengatakan dengan adanya kelas 1,2,3 BPJS hanya akan memperparah gap atau kesenjangan yang ada di masyarakat.
"Kalau udah namanya kita di kotak-kotakin kelas-kelas, ya otomatis nantinya berdampak kurang baik untuk pelayanan kesehatan untuk itu harus dilebur menjadi satu kesatuan," ujar Tony dalam acara diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat (28/9/2022).
Tony mengatakan, setelah layanan 1,2,3 BPJS dihapuskan bukan berarti tugas pemerintah selesai, karena masih ada pengawasan yang perlu dilakukan. Memastikan program ini bisa dijalankan maksimal.
Apalagi kata Tony, masih saja ada oknum rumah sakit nakal yang tidak memberikan fasilitas pelayanan obat atau pengobatan yang seharusnya sudah dijamin oleh pemerintah.
"Oknum-oknum rumah sakit inilah yang seharusnya diawasi ya, pelayan kesehatan ini yang seharusnya diawasi oleh pemerintah. Kalau aturannya sudah oke, sudah ada pengawasan. Kalau nggak ada pengawasan itu percuma lagi-lagi pasien yang akan dirugikan," papar Tony.
Salah satu contoh perbedaan pengobatan dan terapi yang kerap ditemukan di rumah sakit di Jakarta, dan rumah sakit daerah untuk pelayanan pasien sakit ginjal yang harus cuci darah hemodialisis meliputi obat anemia setelah tindakan.
"(Cuci darah) tapi obatnya yang antara ngasih atau tidak, dan setengah-setengah. Jadinya mereka kekurangan darah anemia, kalau obat eritropoietin mereka tidak bisa dijamin otomatis apa, mereka akan komplikasi, mengalami gangguan jantung," tutup Tony.
Obat hormon eritropoietin atau EPO adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur produksi sel darah merah di sumsum tulang. Kekurangan atau kelebihan hormon ini dapat menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya.
Berita Terkait
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Benarkah Transplantasi Ginjal Bisa Dilakukan Tanpa Harus Cuci Darah?
-
Lagi Cuci Darah, Ibu Agnez Mo Cepat-cepat Hubungi Putrinya soal Kasus Hak Cipta
-
Sebelum Meninggal, Kondisi Alvin Lim Sempat Lemas
-
Indonesia Produksi Alat Cuci Darah Sendiri, Hemat Biaya & Tekan Impor!
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda