Suara.com - Kabar duka kembali melingkupi industri hiburan dulu, dengan terungkapnya fakta Celine Dion kena penyakit langka. Apa itu stiff person syndrome?
Fakta ini terkuak saat perempuan berusia 54 tahun dengan sendirinya mengungkap penyakit yang diidapnya melalui video di instagram pribadinya kepada 5,2 juta pengikut.
Ia berkata jika ototnya bisa kejang tak terkendali, yang membuatnya terpaksa membatalkan serangkaian konser tunggalnya di Eropa.
"Saya sudah lama berurusan dengan masalah kesehatan saya. Dan sangat sulit bagi saya untuk menghadapi tantangan ini dan untuk berbicara tentang semua yang telah saya lalui. Baru-baru ini saya didiagnosis dengan gangguan neurologis yang sangat langka yang disebut Stiff Person Syndrome," kata dia penuh air mata mengutip BBC, Jumat (9/12/2022).
Mendapati fakta ini tidak sedikit penggemarnya dibuat khawatir dengan kondisi sang idola, apalagi diva internasional itu di usia yang tidak muda lagi. Tapi benarkah Stiff Person Syndrome (SPS) bisa mematikan?
Menurut National Institute for Neurological Disorders, SPS adalah penyakit kekakuan otot langka yang disebabkan oleh autoimun.
Kondisi ini ditandai dengan kekakuan otot di batang tubuh seperti tungkai hingga lebih sensitif pada kebisingan, sentuhan, dan tekanan emosional, yang hasilnya bisa membuat otot lebih kejang.
Sementara itu mengutip MedicineNet, penyakit SPS bisa mematikan dan dianggap berbahaya jika dialami bayi, karena meningkatkan risiko kematian.
Namun jika SPS dialami orang dewasa biasanya di atas 50 tahun, dan gejalanya bisa timbul lebih awal antara usia 40 hingga 60 tahun. Sementara itu data menunjukan seseorang bisa hidung dengan Stiff Person Syndrome selama 6 hingga 28 tahun.
Ini karena meskipun pengobatan penyakit ini sudah ditemukan, tapi penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Apalagi sayangnya, banyak pasien menemukan kondisinya yang sudah terlambat, karena awal penyakit tanpa gejala.
Adapun peluang hidup orang dengan Stiff Person Syndrome juga dipengaruhi kondisi orang tersebut, dan harapan hidup mereka juga bergantung pada seberapa kritis kondisi penyakit yang dialami.
Ditambah mengerikannya, kondisi ini membuat seseorang bisa lebih mudah cedera dibanding orang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
-
Takut Pecah Belah Timnas Indonesia, Konflik STY vs Mees Hilgers akan Dibongkar Setelah Oktober
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Suntik Dana Rp200 Triliun, Menkeu Purbaya ke Para Bos Bank BUMN: Suruh Mikir, Mereka Orang Pintar!
-
Terbongkar! Tangan Kanan Akui Shin Tae-yong Memang Punya Masalah dengan Mees Hilgers
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?