Suara.com - Sebelum menjalani ibadah puasa, pasien diabetes harus melakukan pemeriksaan fisik. Tujuannya untuk mengevaluasi gula darah dan menentukan apakah kondisi tubuh pasien aman untuk menjalani ibadah puasa.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dr. M. Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp.PD., jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, maka ibadah puasa bisa dilaksanakan tanpa kendala.
"Selain berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyandang diabetes ketika berpuasa untuk menghindari terjadinya komplikasi," kata dokter Ikhsan lewat rilis tertulisnya, Senin (27/3/2023).
Ia melanjutkan, pengalaman berpuasa Ramadhan seseorang dapat bervariasi setiap tahun. Untuk itu, pemeriksaan fisik perlu diperbarui setiap tahunnya supaya dapat menjalani puasa dengan aman.
Secara umum, berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan menjadi do's & don'ts bagi pasien diabetes selama Ramadhan antara lain:
Do's
- Kebutuhan kalori tidak berubah saat berpuasa Ramadhan, dengan komposisi 40-50 persen saat berbuka puasa dan 30 - 40 persen saat sahur, ditambah 1-2 camilan sehat sejumlah 10-20 persen dari total kalori.
- Saat makan sahur, dianjurkan mendekati waktu imsak atau waktu subuh. Sedangkan saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.
- Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Misalnya seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak khususnya saat makan sahur.
- Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Penyandang diabetes akan mudah mengalami dehidrasi karena tubuhnya kekurangan cairan. Saat berpuasa, otomatis tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sehingga perlu digantikan saat setelah berbuka sampai dengan waktu sahur.
- Konsumsi air putih lebih dianjurkan dibandingkan minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein bersifat diuretik, mampu mendorong lebih sering berkemih, sehingga berisiko memicu dehidrasi
- Periksa gula darah secara teratur selama berpuasa sesuai dengan anjuran dokter tergantung pada kondisi penyandang diabetes yang berpuasa dan pengobatan yang diberikan. Akan tetapi, kapan pun jika mengalami gejala-gejala hipoglikemia atau hiperglikemia dianjurkan untuk segera memeriksakan kadar gula darah.
- Tetap berolahraga rutin ketika puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penyandang diabetes, olahraga berat ataupun aktivitas fisik yang berlebihan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hipoglikemia.
- Selama menjalani ibadah puasa, penyandang diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
Don'ts
- 1. Jangan melewatkan makan sahur, agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.
- Hindari makan berlebihan saat sahur dan waktu berbuka, karena mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan.
- Hindari mengonsumsi makanan gorengan dan makanan yang terlalu manis. Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah. Selain itu, penyandang diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
- Saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, minuman manis, sirup, jus kalengan, atau jus segar dengan tambahan gula yang meningkatkan risiko hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah.
- Jika ketika berpuasa Anda merasakan beberapa gejala, seperti berkeringat dingin, gemetar, dan pusing, maka segera hentikan puasa. Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang mengalami hipoglikemia. Segera konsumsi makanan dan minuman manis yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, seperti permen, teh manis, dan jus buah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern