Suara.com - Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau, Prof. dr. Hasbullah Thabrany mengatakan seharusnya rokok dinyatakan haram karena lebih berbahaya dibanding alkohol atau minuman khamar.
Prof. Hasbullah menyayangkan tidak banyak kiai atau pemuka agama yang berani menyatakan rokok sebagai barang haram yang dikonsumsi. Padahal menurut penelitian belum ada satupun yang bisa membuktikan manfaat rokok atau produk tembakau bagi perokok.
Apalagi Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat menemukan dibanding alkohol yang disebut Allah SWT bermanfaat, tapi jadi haram karena lebih banyak kerugiannya.
"Karena secara ilmiah lebih berbahaya dari khamar dari minuman keras. Karena minuman keras dalam alquran ada manfaatnya tapi mudharatnya lebih besar. Sementara scientific belum mendapatkan manfaat rokok bagi perokok," ujar Prof. Hasbullah dalam acara diskusi bersama Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Dalam acara deklarasI Gerakan Ibu Bangsa Selamatkan Indonesia dari Hegemoni Zat Adiktif itu, Prof. Hasbullah tidak setuju jika manfaat rokok hanya dilihat dari kesejahteraan petani tembakau atau penjual rokok eceran.
Pasalnya jika dilihat dari sisi yang sama, serupa dengan memakan babi dan minum alkohol bisa mensejahterakan penjual dan peternaknya.
"Sama aja yang jual khamar ada cuannya, tapi bukan itu yang dibandingkan," papar Prof. Hasbullah.
Lagi-lagi ia juga mengkritisi banyak ulama dan pemuka agama yang beralasan tembakau merupakan ciptaan Allah SWT, tapi lagi-lagi Prof. Hasbullah kembali mengingatkan pernyataan ini sama seperti babi dan khamar atau alkohol juga merupakan ciptaan tuhan.
"Banyak ulama yang masih bertahan, oh cuman makruh, karena tembakau ciptaan allah, jangan lupa bahwa babi juga dan khamar juga ciptakan Allah, tetap haram," lanjutnya.
Baca Juga: Kala Industri Vape Dalam Negeri Hadapi Tantangan Sulit
Terakhir Prof. Hasbullah mengatakan masih banyak masyarakat Indonesia yang memerlukan perbaikan gizi, tapi sayangnya di keluarga miskin masih banyak yang mengutamakan beli rokok dibanding beli sumber makanan bernutrisi.
"Rakyat butuh makanan protein sehat, satu bungkus rokok bisa untuk membeli 3 kilogram beras, paling tidak bisa membeli satu kilogram telur, bisa beli banyak tahu tempe menyehatkan banga, sekaligus meningkatkan bisnis pengusaha kecil tahu tempe, ikan, ternak," tutup Prof. Hasbullah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara