Suara.com - Kelahiran anak dengan down syndrome menjadi salah satu kekhawatiran orang tua. Hal ini karena down syndrome bisa memengaruhi kualitas hidup anak. Namun, penting juga diketahui kalau down syndrome ini sendiri sangat dipengaruhi oleh orang tuanya sendiri.
Dikatakan, ibu hamil di atas usia 35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi melahirkan anak down syndrome. Dokter Spesialis Obgyn RS Premier Jatinegara, dr. Better Versi Panoiroi, SpOG mengatakan, kondisi kehamilan di atas 35 tahun berisiko lahirkan anak down syndrome karena kualitas sel telurnya menurun.
Berdasarkan penjelas dr. Better, ketika kualitas sel telur menurun, ini berisiko membuat anak down syndrome. Sementara, saat usia wanita sudah mencapai 35 tahun, kualitas sel telur akan menurun sehingga berisiko.
“Salah satu yang kita upayakan supaya enggak down syndrome tadi yaitu dengan kualitas sperma dan telur harus diperbaiki. Sementar untuk down syndrome ini risikonya kalau di bawah 35 tahun sebenarnya 1 persen. Tapi di atas 35 tahun meningkat jadi 5 persen kemungkinan terjadinya. Kenapa 35 meningkat karena kualitas sel telurnya menurun,” jelas dr. Better dalam Seminar dan Bazar Kesehatan Ibu & Anak, Minggu (29/7/2023).
Meski demikian, bukan berarti saat sudah mencapai 35 tahun itu pasrah. Pasalnya, wanita juga tetap bisa menjaga kualitas sel telurnya dengan menjaga gaya hidupnya seperti pola makan. Gaya hidup ini yang juga sangat berpengaruh pada kualitas sel telur tersebut.
“Bagaimana cara memperbaikinya? Dengan cara sederhana tadi yaitu dengan makanan yang dikonsumsi. Nutrisi harus terpenuhi dengan baik, Vitamin D, asam folat, vitamin A, dan lain berpengaruh pada kesehatan jantung. Down syndrome itu banyak salah satu kelainan lainnya pada jantung. Untuk nutrisinya juga berbeda-beda, tergantung berat badannya seperti apa, ” jelas dr. Better.
Tidak hanya itu, melakukan perencanaan saat hamil juga bisa membantu untuk mencegah kelahiran anak down syndrome. Perencanaan hamil ini akan sangat membantu mempersiapkan ibu kehamilan ibu agar lebih baik dan sehat.
“Perencanaan jadi penting tahu kenapa down syndrome di anak yang pertama dan gimana mencegahnya. Jadi tidak sekadar ikhtiar dan coba lagi, tapi harus direncanakan terlebih dahulu dengan baik. Jangan sampai yang kedua down syndrome lagi,” sambungnya.
Kondisi bayi juga bisa selalu diperiksa sejak hamil. Orang tua bisa melakukan pemeriksaan untuk mengetahui anak-anaknya apakah ada gejala janin alami down syndrome sejak dalam kandungan.
Baca Juga: Ibu hamil Nonton Film Bokep Apa Bisa Berdampak Langsung ke Bayi?
“Bisa dideteksi dari kehamilan, yang pertama dengan ultrasonografi di kehamilan 11-13 minggu, atau screening anomali atau kelainan organ-organ di kehamilan 18-20 minggu. Kita bisa mencurigai apakah tulang hidungnya tidak terbentuk atau kecil, kemudian ada cairan di belakang leher, atau aliran darah polanya tidak normal,” ujar dr. Better.
Dengan demikian, jika ada gejala orang tua bisa segera melakukan pencegahan dengan pemenuhan nutrisi yang baik. Persiapan saat hamil juga jadi lebih baik. Apalagi, jika sejak hamil orang tua tidak benar-benar dipersiapkan, bisa sebabkan masalah saat anaknya dewasa nanti.
“Sangat penting (persiapan hamil), kalau tidak mempersiapkan kehamilan itu dewasanya akan menjadi penyakit yang bermasalah. Seperti yang saya tadi sampaikan, penyakit usia tua kita itu dibentuk dari kandungan. Jadi kalau kandungannya tidak benar, bisa diketahui kemungkinannya saat dewasa,” pungkas dr. Better.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah