Suara.com - Masyarakat Indonesia perlu tahu cara aman mengolah daging merah agar tidak menyebabkan penyakit kronis dan kanker. Apalagi dalam waktu dekat mayoritas umat muslim bakal menyantap ketupat dan rendang sebagai tradisi lebaran.Rendang ini bisa terbuat dari daging merah sapi, kambing maupun domba.
Medical Underwriter Sequis, dr. Debora Aloina Ita Tarigan mengakui daging merah kayak zat besi, protein dan vitamin B12 yang dibutuhkan tubuh. Namun ia mengingatkan perlu memperhatikan cara mengolah daging merah dengan aman agar zat gizi tidak rusak, sekaligus tidak memicu penyakit kronis dan kanker.
"Cara mengolahnya, yakni ketika dimasak jangan terlalu matang atau gosong. Pertimbangkan juga porsi makannya agar tidak terlalu sering dan tidak berlebihan," ujar dr. Debora melalui keterangan yang diterima suara.com, Senin (8/4/2024).
Berikut ini panduan rinci cara aman mengolah daging merah yang perlu diperhatikan menurut dr. Debora yang perlu diperhatikan:
1. Daging boleh dibakar pakai arang
dr. Debora mengatakan terkait isu daging dibakar menggunakan arang dapat memicu kanker bisa terjadi jika daging dipanasi terlalu lama hingga gosong. Kondisi ini bisa menyebabkan zat pada daging berubah menjadi zat yang bersifat karsinogenik.
"Adapun karsinogen merupakan zat yang dapat menyebabkan kanker dengan cara mempengaruhi gen atau merusak sel-sel normal menjadi sel kanker," papar dr. Debora.
2. Jangan goreng pakai banyak minyak
Menurut dr. Debora menggoreng menggunakan minyak terlalu banyak berpotensi menambah kalori dan lemak. Namun apabila ada lemak berlebih pada daging, bisa dipotong atau dibuang untuk mengurangi asupan lemak jenuh yang tidak sehat.
Baca Juga: Usai Lebaran 2024 Ingin Beli Mobil Jenis Apa? Ini Pandangan Pakar
"Jika memungkinkan, pilihlah daging merah tanpa lemak. Kemudian, hindari membakar, mengasinkan, dan mengawetkan daging," jelasnya.
3. Pilih cara mengolah yang sehat
Alih-alih digoreng, dr. Debora menyarankan mengolah daging merah dengan cara direbus atau dipanggang dengan sedikit minyak dan dikonsumsi bersama sayuran segar, seperti brokoli, wortel, kubis, dan bayam yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral penting.
"Beberapa penelitian menunjukkan ada keterkaitan antara konsumsi daging merah yang berlebihan dengan meningkatnya risiko kanker tertentu, seperti kanker usus besar," jelasnya.
"Namun, Kita tetap perlu waspada karena risiko kesehatan secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup dan genetika. Bahkan banyak makanan lainnya yang juga bisa memicu kanker," sambung dr. Debora.
4. Berkonsultasi dengan dokter
dr. Debora menyarankan jika memiliki komorbid (penyakit bawaan) atau riwayat kanker dalam keluarga sebaiknya konsultasikan kondisi tubuh pada dokter, terutama anjuran konsumsi daging merah agar tidak salah langkah.
"Mendapat pengetahuan dari sumber yang tepat akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijak terkait makanan yang bisa dikonsumsi agar kesehatan tetap terjaga," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas