Suara.com - Telemedicine telah menjadi bagian penting dari transformasi digital di bidang kesehatan. Di era digital ini, akses ke layanan kesehatan semakin mudah berkat teknologi yang terus berkembang.
Telemedicine memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa harus datang langsung ke fasilitas kesehatan.
Ini sangat membantu terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau atau untuk pasien yang memiliki keterbatasan mobilitas.
Melalui telemedicine, pasien dapat menerima berbagai layanan kesehatan seperti diagnosa, konsultasi, dan tindak lanjut perawatan hanya dengan menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel atau komputer.
Terlebih lagi, telemedicine menjadi solusi yang sangat relevan di masa pandemi, di mana interaksi fisik perlu dibatasi demi keamanan. Dengan adanya teknologi ini, pasien tetap dapat menerima layanan kesehatan tanpa perlu khawatir terhadap risiko penularan penyakit.
Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Arga Makmur, dengan situs Pafiargamakmur.org, telemedicine juga membuka peluang besar dalam distribusi informasi terkait penggunaan obat yang aman dan tepat. Teknologi ini membantu ahli farmasi memberikan edukasi dan pemahaman yang lebih baik kepada pasien mengenai resep dan efek samping obat.
Melalui platform online, ahli farmasi dapat berkomunikasi secara langsung dengan pasien untuk memastikan mereka mendapatkan obat yang tepat sesuai dengan diagnosa dokter, sekaligus membantu memonitor perkembangan pasien terkait penggunaan obat tersebut.
Di daerah-daerah yang belum memiliki akses mudah ke apotek atau fasilitas kesehatan, telemedicine memungkinkan apoteker memberikan rekomendasi obat-obatan dan memberikan konsultasi mengenai pengobatan penyakit ringan.
Dengan adanya situs seperti Pafiargamakmur.org, masyarakat juga dapat mengakses berbagai informasi mengenai layanan farmasi, termasuk konsultasi secara online yang dapat mempercepat penanganan medis yang diperlukan.
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional Tanggal Berapa? Simak Penjelasan Lengkap dan Sejarahnya
Peran telemedicine dalam layanan kesehatan juga mencakup efisiensi biaya. Pasien tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi atau menghabiskan waktu menunggu di ruang tunggu rumah sakit.
Selain itu, telemedicine membantu dalam memaksimalkan waktu kerja para tenaga medis, sehingga mereka dapat menangani lebih banyak pasien dalam waktu yang singkat.
Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat meresepkan obat secara digital, yang kemudian bisa ditebus oleh pasien di apotek atau diantarkan langsung ke rumah.
Di samping manfaatnya, telemedicine juga menghadapi beberapa tantangan. Misalnya, akses internet yang tidak merata masih menjadi kendala di beberapa daerah terpencil.
Meski begitu, perkembangan teknologi jaringan seperti 5G diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ini, sehingga telemedicine bisa lebih luas diterapkan di seluruh wilayah.
Selain itu, regulasi dan standar yang jelas dalam penggunaan telemedicine perlu terus dikembangkan untuk menjamin kualitas layanan yang diberikan tetap terjaga.
Berita Terkait
-
Pengobatan Kanker dengan Terapi Gen: Inovasi Masa Depan
-
Komunitas GERKATIN DIY: Perjuangan Inklusi dan Kesehatan Mental Teman Tuli
-
Berobat di Luar Negeri? Kini Tak Perlu! Telerobotik Hadirkan Operasi Canggih di Indonesia
-
Ulasan Buku It Didn't Start With You: Mengeksplorasi Trauma Lintas Generasi
-
Sejarah dan Makna di Balik Logo Peringatan Hari Kesehatan Nasional
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci