Suara.com - Sebagai publik figur yang telah dikenal sejak kecil dan kini menjalani peran sebagai ibu dari dua anak, Tasya Kamila kembali mencuri perhatian—bukan karena lagu atau penampilannya, tetapi karena kepeduliannya terhadap isu kesehatan yang kini mengancam banyak keluarga: demam berdarah dengue (DBD).
Dalam acara media briefing bertajuk “Waspada DBD: Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan” yang digelar oleh PT Takeda Innovative Medicines bersama Kementerian Kesehatan RI, Tasya Kamila tampil tidak hanya sebagai selebritas, melainkan juga sebagai ibu muda yang menyuarakan keresahan para orang tua terhadap ancaman dengue yang terus membayangi.
“Sebagai seorang ibu, saya tentu merasa khawatir. Bukan karena ingin panik, tapi karena saya tahu dengue itu nyata dan bisa menyerang siapa saja—termasuk anak-anak kita,” ungkap Tasya baru-baru ini di Jakarta.
“Tubuh anak-anak belum sekuat orang dewasa. Mereka sangat bergantung pada kita—orang tuanya—untuk memberikan perlindungan terbaik,” pungkas wanita 32 tahun tersebut.
Pernyataan Tasya Kamila mencerminkan realitas yang terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan mencatat, hingga pertengahan April 2025, ada lebih dari 38 ribu kasus DBD dengan 182 kematian yang tersebar di seluruh provinsi.
Meskipun angkanya menurun dibandingkan tahun lalu, pemerintah tetap mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan dini. Sebab, sebagai negara hiper-endemik, Indonesia selalu berada dalam ancaman penularan dengue sepanjang tahun.
dr. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI, dalam sambutannya menyatakan bahwa DBD bukan masalah baru, tetapi terus menjadi ancaman serius.
“Data tahun 2024 menunjukkan bahwa jumlah kasus dan kematian meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2023. Kita semua menyadari bahwa DBD dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, kepadatan penduduk, dan mobilitas masyarakat,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai target nasional: nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Hal senada disampaikan dr. Fadjar SM Silalahi dari Kementerian Kesehatan RI.
Baca Juga: 5 Mobil Keluarga Murah, Harga Cuma Rp 100 Jutaan Terbaik April 2025
Ia menegaskan bahwa banyak masyarakat masih salah kaprah dengan menganggap dengue sebagai penyakit musiman. Padahal, dengue bisa menyebar sepanjang tahun.
“Dengue adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa, dan kita tidak bisa lagi menunggu sampai puncak kasus (wabah) untuk bertindak,” tegasnya.
Tasya menyuarakan harapan agar semua orang tua di Indonesia mulai mengambil langkah nyata.
“Kita bisa mulai dari hal-hal sederhana, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M Plus. Apalagi saat ini sudah ada pencegahan inovatif yang dapat memberikan perlindungan tambahan dari dalam diri kita. Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati,” tambahnya.
dr. Dirga Sakti Rambe, Spesialis Penyakit Dalam, mendukung pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa dengue bukan sekadar demam biasa.
“Dengue bisa berkembang cepat dan menimbulkan komplikasi berat seperti DSS dan perdarahan hebat. Yang banyak masyarakat tidak tahu adalah bahwa seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi kedua bisa lebih parah,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut