Suara.com - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, pilihan makanan praktis dan lezat seringkali menjadi andalan. Namun, di balik kenikmatan sesaat, tersembunyi ancaman serius bagi salah satu sistem paling vital dalam tubuh: pembuluh darah.
Tanpa disadari, beberapa makanan yang akrab di lidah masyarakat Indonesia justru menjadi biang keladi kerusakan 'jalan tol' bagi darah, oksigen, dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Pembuluh darah yang sehat bersifat elastis dan bebas sumbatan, memastikan setiap organ berfungsi optimal.
Namun, pola makan yang keliru dapat memicu peradangan, penumpukan plak, hingga pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), yang berujung pada penyakit mematikan seperti serangan jantung dan stroke.
Lantas, apa saja 'musuh dalam selimut' yang perlu diwaspadai di piring makan Anda?
1. Daging Olahan: Sosis, Nugget, dan Kawan-kawannya
Bukan lagi rahasia, daging olahan seperti sosis, nugget, kornet, dan ham merupakan salah satu pemicu utama kerusakan pembuluh darah.
Produk-produk ini sarat akan kandungan garam, nitrat, dan lemak trans yang tinggi. "Kombinasi zat ini dapat merusak lapisan pelindung pembuluh darah (endotel) dan meningkatkan tekanan darah."
Sebuah studi dalam jurnal Circulation bahkan menunjukkan bahwa konsumsi rutin daging olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 42 persen.
Baca Juga: Titiek Puspa Pecah Pembuluh Darah, Kondisinya Bikin Roy Marten Syok!
2. Daging Merah: Kenikmatan yang Perlu Dibatasi
Daging sapi, kambing, dan babi memang sumber protein hewani yang populer.[6] Namun, konsumsi berlebihan menjadi bumerang.
Kandungan lemak jenuhnya yang tinggi dapat mendongkrak kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Akibatnya, kolesterol ini dapat membentuk plak yang menyumbat dan mengeraskan pembuluh darah. The American Heart Association menegaskan bahwa "konsumsi daging merah secara berlebihan berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke."
3. Gorengan: Renyah di Luar, Berbahaya di Dalam
Siapa yang bisa menolak renyahnya gorengan? Sayangnya, makanan yang digoreng dalam minyak banyak, apalagi minyak yang dipakai berulang kali, mengandung lemak trans dan radikal bebas.
Lemak trans dikenal sangat jahat karena tidak hanya meningkatkan kolesterol LDL, tetapi juga menurunkan kolesterol baik (HDL), sehingga mempercepat penyumbatan arteri.[9][10] Ini adalah ancaman ganda yang seringkali disepelekan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat