Suara.com - Penyakit jantung dan pembuluh darah masih jadi pembunuh nomor satu di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.
Di Indonesia sendiri, data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024 mencatat lebih dari 651.000 kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular seperti stroke, jantung koroner, dan hipertensi dengan komplikasi jantung.
Tingginya angka kematian ini menunjukkan bahwa penanganan penyakit jantung perlu dilakukan secara kolaboratif dan berbasis inovasi, khususnya dalam mengenali dan menangani aritmia—gangguan irama jantung yang sering luput terdeteksi.
Gejala Sering Hilang-Timbul, Aritmia Perlu Deteksi Khusus
Salah satu tantangan terbesar dalam menangani aritmia adalah gejalanya yang tidak konsisten. Pasien bisa saja mengeluh jantung berdebar atau sempat pingsan, tapi saat pemeriksaan EKG dilakukan, hasilnya normal karena keluhan sudah hilang.
Nah, di sinilah teknologi Holter Monitor dan ambulatory cardiac monitoring jadi penolong utama. Teknologi ini memungkinkan dokter merekam denyut jantung pasien selama 24 jam atau lebih, bahkan saat pasien beraktivitas seperti biasa.
“Kalau EKG standar nggak menangkap momen gangguan, Holter bisa bantu karena merekam secara kontinu. Jadi, saat keluhan muncul, bisa langsung terekam dan dianalisis,” jelas dr. Sunu B. Raharjo, Sp.JP(K), PhD, Konsultan Aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital.
Smartwatch Bisa Jadi Alarm Dini? Bisa Banget!
Selain Holter, kini beberapa pasien juga bisa memanfaatkan smartwatch yang dilengkapi fitur EKG atau pendeteksi detak jantung. Misalnya, saat tiba-tiba merasakan jantung berdebar, pasien bisa langsung merekam aktivitas jantungnya melalui smartwatch. Data ini sangat berguna untuk melihat apakah ada kelainan irama yang perlu ditindaklanjuti.
Baca Juga: Rekomendasi Durasi Jalan Kaki untuk Kesehatan Jantung
Gangguan irama jantung sendiri dibagi menjadi tiga jenis utama:
- Terlalu cepat (misalnya >150 denyut/menit),
- Terlalu lambat (<60 denyut/menit),
- Atau denyut tambahan yang tidak teratur.
Semua kondisi ini bisa bikin suplai darah terganggu dan berpotensi menyebabkan pusing, sempoyongan, hingga pingsan.
CARES 2025: Ajang Kolaborasi Dokter untuk Tingkatkan Kualitas Penanganan
Untuk menjawab tantangan besar dalam penanganan jantung, Heartology Cardiovascular Hospital menggelar konferensi ilmiah tahunan CARES 2025.
Acara ini mengusung pendekatan baru lewat case sharing—para dokter dari berbagai spesialisasi berdiskusi langsung soal kasus nyata, bukan sekadar teori.
Acara ini dihadiri ratusan peserta dari dokter spesialis jantung, bedah toraks, hingga PPDS. Selain simposium, CARES 2025 juga menghadirkan workshop interaktif tentang:
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan