Suara.com - Bagi anak-anak dengan Katarak Kongenital, dunia sering kali tampak kabur sejak lahir. Kondisi ini tidak hanya menghalangi kemampuan melihat, tetapi juga memengaruhi tumbuh kembang kognitif, sosial, dan emosional mereka.
Operasi medis memang menjadi langkah awal untuk memulihkan penglihatan, namun pemulihan tidak berhenti di meja bedah. Anak-anak masih membutuhkan kacamata khusus dengan resep presisi tinggi agar mata bisa beradaptasi.
Masalahnya, harga kacamata pascaoperasi kerap di luar jangkauan keluarga prasejahtera. Frame berukuran kecil, lensa tipis tetapi berteknologi tinggi, hingga penyesuaian detail anatomi wajah membuat biaya produksinya jauh lebih mahal dibanding kacamata biasa. Akibatnya, tidak sedikit anak yang sudah menjalani operasi akhirnya kembali kesulitan melihat dengan jelas karena tidak mendapat dukungan rehabilitasi visual yang tepat.
Melihat kesenjangan ini, salah satu perusahaan Optik Tunggal meluncurkan program khusus bagi anak-anak penderita Katarak Kongenital.
Sejak 2018, mereka mendonasikan ribuan kacamata gratis yang dibuat dengan teknologi lensa ZEISS. Lensa yang biasanya tebal dan berat dapat dirancang lebih tipis, ringan, dan nyaman dipakai, sehingga anak-anak bisa mengenakannya setiap hari tanpa merasa terbebani.
CEO Optik Tunggal, Alexander F Kurniawan, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar donasi.
“Kami selalu ingat senyum pertama anak saat melihat jelas. Itu pengingat bahwa perjuangan kami belum selesai. Setiap kacamata adalah wujud nyata komitmen jangka panjang untuk masa depan mereka,” ujarnya.
Kisah nyata menjadi inspirasi gerakan ini. Aktris Asri Welas, yang putranya didiagnosis Katarak Kongenital, merasakan langsung betapa kacamata pascaoperasi mengubah kehidupan anaknya. Pengalaman tersebut membuatnya berkolaborasi agar lebih banyak keluarga bisa mendapat akses serupa.
Hingga kini, ratusan anak dari lebih 20 daerah telah terbantu. Program ini diperluas lewat kampanye sosial seperti #RunForCongenitalCataract di ajang Maybank Marathon 2025, yang menggabungkan olahraga dengan edukasi publik. Mereka juga menggandeng puskesmas dan posyandu untuk mendorong deteksi dini.
Baca Juga: Ada Screening Katarak Gratis, Lansia di Ciganjur Jaksel Kegirangan
Dengan langkah berkelanjutan ini, perusahaan berharap setiap anak berhak kembali melihat dunia dengan jelas, membuka peluang untuk belajar, bermain, dan bermimpi tanpa batas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya