Suara.com - Pemerintah kini telah menaruh perhatian khusus ke peningkatan kasus campak yang terjadi di Sumenep, Jawa Timur.
Kasus yang tercatat kini tengah mencapai angka yang serius sehingga pemerintah menetapkan lonjakan kasus sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Angka kasus yang terjadi meningkat signifikan dari kurun waktu delapan bulan.
Adapun pada tahun lalu, kasus yang tercatat hanya dalam angka ratusan dan kini meningkat hingga ribuan.
Beredar juga informasi simpang siur bahwa masyarakat sempat menjadi hoaks bahwa vaksin campak haram dan akhirnya enggan untuk mendapatkan vaksinasi.
Diduga karena kabar burung tersebut, pihak dinas kesehatan setempat akhirnya angkat bicara.
Berikut beberapa fakta terkait peningkatan kasus campak di Sumenep.
Meningkat drastis dari tahun lalu
Data pada tahun 2024 menunjukkan bahwa jumlah kasus yang terjadi masih berkisar di angka ratusan, tepatnya 319 kasus.
Baca Juga: 91 Ribu Anak Sumut Tak Pernah Divaksin, Kahiyang Ayu Minta Lakukan Ini
Kasus yang terjadi lambat laun meningkat signifikan hingga kini tercatat menjadi 1.944 kasus campak pada balita dan anak-anak sejak Januari hingga pekan ketiga Agustus.
Jumlah tersebut sesuai dengan yang dicatat oleh Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB).
Angka terbaru bahkan diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Timur yang mencapai 2.035 kasus sehingga menandakan bahwa adanya lonjakan signifikan.
17 korban terjangkit meninggal dunia
Infeksi campak yang menjangkit warga Sumenep nahasnya merenggut korban jiwa.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaporkan bahwa ada 17 pasien yang meninggal dunia.
Berita Terkait
-
Vaksin mRNA Dituding Picu Kanker, Peneliti BRIN: Informasi Tak Berdasar!
-
Vaksin mRNA Sebabkan Kanker? Peneliti BRIN Buka Suara dan Ungkap Fakta Sebenarnya!
-
Penjualan Vaskin Covid Lesu, Moderna PHK 10 Persen Karyawan
-
Neraka 8 Tahun di Pesantren Sumenep: Pengasuh Jadi Predator Seks, Satu Santri Hamil Lalu Digugurkan
-
91 Ribu Anak Sumut Tak Pernah Divaksin, Kahiyang Ayu Minta Lakukan Ini
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
Terkini
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha