Suara.com - Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) mencatatkan anak-anak yang yang belum pernah divaksin imunisasi di Sumut pada tahun 2024 sebanyak 91.636 atau 24% dari jumlah total anak-anak. Jumlah ini diperkirakan meningkat pada 2025.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemprov Sumut akan melakukan intervensi langsung. Apalagi, data dari Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa kelompok zero-dose ini berisiko tinggi terhadap penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, seperti campak, difteri, polio, dan tetanus.
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Percepatan Penurunan Jumlah Anak Zero-Dose, yang dipimpin Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu dan Sekdaprov Sumut Togap Simangunsong, di Ruang Rapat 2, lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Jumat 25 Juli 2025 lalu.
Intervensi langsung ini dilakukan dengan cara datang langsung ke keluarga yang anaknya yang tergolong zero-dose, memaksimalkan peran Posyandu dan Puskesmas. Untuk itu, perlu kelompok yang bisa mengakses hingga ke unit terkecil masyarakat.
"Di PKK itu kita punya Dasawisma, kelompok terkecil yang bisa menjangkau hingga keluarga, kita akan memaksimalkannya mengatasi zero-dose, selain itu juga memaksimalkan Posyandu," kata Kahiyang Ayu.
Selain dasawisma, Kahiyang Ayu juga mengatakan intervensi ini juga akan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas, serta Non Governmental Organization (NGO). Apalagi, sebagian besar anak yang tergolong zero-dose berada di wilayah-wilayah terpencil.
"Kita tentu perlu mengidentifikasinya terlebih dahulu dan ini membutuhkan resource yang cukup besar karena itu kita bekerja sama dengan komunitas dan juga NGO, apalagi sebagian besar anak-anak kita yang tidak tersentuh vaksin itu ada di wilayah terpencil," ujarnya.
Kadis Kesehatan Pemprov Sumut Muhammad Faisal Hasrimy mengatakan hingga Juli 2025 diprediksi anak yang tergolong zero-dose menjadi 96.806 jiwa.
Sehingga ini perlu menjadi perhatian khusus, karena bisa berdampak besar pada kesehatan masyarakat.
Anak-anak yang tidak divaksin berisiko besar terkena penyakit seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, difteri dan lainnya. Dan yang lebih buruknya, penyakit yang sebelumnya sudah bisa diatasi seperti polio, difteri dan lainnya bepotensi kembali muncul.
"Itu yang kita khawatirkan bila semakin banyak anak-anak kita yang tidak divaksin, mereka rentan terkena penyakit dan penyakit-penyakit yang sudah lama bisa kita atas kembali muncul, seperti polio, padahal tahun 2014 kita sudah mendapat sertifikat bebas polio, di 2024 ada kasus polio muncul dan ini mengancam anak-anak lainnya," kata Faisal.
Berita Terkait
-
3 Hidden Gem di Sumatera Utara: Cocok Buat Pelarian Singkat dari Rutinitas
-
Peringatan Hari Santri 2025, Bobby Nasution Minta PBG Pondok Pesantren Digratiskan
-
Bobby Nasution Minta Maksimalkan KUR dan KPP untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
Gubernur Bobby Dorong Sinergi Pemerintah dan Dunia Usah, Targetkan Ekonomi Sumut 7,2 Persen
-
Realisasi vaksinasi rabies di Jakarta
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Ribka Tjiptaning PDIP: Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat' Tak Pantas Jadi Pahlawan!