“Untuk mencapai angka 2,5 kali BMR, seseorang harus berlari rata-rata 17 kilometer setiap hari selama setahun penuh,” katanya sambil tertawa. “Sebagian besar dari kita sudah cedera duluan sebelum sampai ke sana.”
Namun, bagi para peneliti, orang-orang yang sanggup mendekati batas ini adalah “laboratorium hidup” yang sangat berharga untuk memahami bagaimana tubuh manusia bekerja di level tertingginya.
Temuan ini bukan hanya penting bagi atlet profesional, tetapi juga memberi wawasan baru bagi ilmu metabolisme, nutrisi, dan kesehatan tubuh.
Menurut Nigel Turner, peneliti metabolisme dari University of New South Wales, studi ini menunjukkan bahwa tubuh memiliki mekanisme alami untuk menjaga keseimbangan energi.
Jika seseorang terus membakar energi lebih dari 2,5 kali BMR dalam waktu lama, asupan makanan tidak akan mampu menggantikan energi yang hilang, dan tubuh akan menggunakan cadangan dari jaringan otot atau lemaknya sendiri.
“Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan penurunan berat badan ekstrem atau bahkan kerusakan jaringan,” kata Turner menurut laporan Smithsonian Magazine (23/10/2025).
Namun, beberapa peneliti lain, seperti Bryce Carlson, antropolog sekaligus atlet ultra-endurance, berpendapat bahwa batas ini bisa jadi bukan batas absolut. Dengan kemajuan teknologi gizi dan strategi pemulihan, mungkin saja manusia suatu hari nanti dapat menembus angka tersebut.
“Apakah ini batas akhir manusia, atau kita hanya belum menemukannya?” tanya Carlson mengutip Smithsonian Magazine (23/10/2025).
Walau sebagian besar orang tidak akan pernah menempuh jarak ribuan kilometer dalam setahun, penelitian ini membantu ilmuwan memahami bagaimana tubuh mengatur energi untuk bertahan hidup.
Dalam keseharian, prinsip yang sama juga berlaku: saat seseorang bekerja terlalu keras tanpa istirahat yang cukup, tubuh akan otomatis menurunkan energi di fungsi lain — seperti konsentrasi, mood, atau daya tahan tubuh.
Dengan kata lain, penelitian tentang atlet ultra-endurance ini bukan hanya tentang kompetisi ekstrem, tetapi juga tentang bagaimana tubuh manusia menjaga keseimbangan agar tetap hidup dan berfungsi dengan baik.
“Tubuh kita luar biasa,” kata Best. “Ia tahu kapan harus berlari kencang, dan kapan waktunya berhenti.”
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Berita Terkait
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Peta Jalan Penyelesaian HAM Berat Resmi Dirilis, Keadilan Bagi Korban di Ujung Penantian?
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Inovasi Efisiensi Energi Dorong Industri Manufaktur Menuju Operasi yang Lebih Berkelanjutan
-
Hak Asasi Manusia, tapi Milik Siapa?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi