- Mayoritas korban banjir Sumatera terserang ISPA dan penyakit kulit.
- ISPA merupakan akronim dari infeksi saluran pernapasan akut.
- Penyebabnya beragam, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur.
Suara.com - Penyakit gangguan pernapasan atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang banyak menyerang korban banjir di Sumatra.
Penyakit ini dapat menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah. Penyebabnya beragam, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur.
Berikut uraian lengkap mengenai penyakit ISPA serta 12 gejala yang umumnya menyerang saluran pernapasan.
Apa Itu ISPA?
Melansir dari laman resmi Kemenkes, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit yang bisa menyerang saluran pernapasan atas dan bawah.
Istilah medis ini digunakan untuk menggambarkan berbagai infeksi yang mempengaruhi hidung, tenggorokan, hingga paru-paru.
Salah satu penyebab ISPA adalah virus, seperti virus Influenza dengan berbagai subtipe yang bersirkulasi.
Selain itu, ISPA juga bisa disebabkan oleh patogen lain, termasuk Human Metapneumoniavirus (HMPV).
Di Indonesia, ISPA terjadi sepanjang tahun, namun puncaknya biasanya terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir tahun karena musim hujan dan pergantian musim.
Gejala ISPA
Masih melansir dari laman yang sama, ada beberapa gejala ISPA yang perlu diperhatikan sebagai berikut di bawah.
Baca Juga: Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
1. Batuk
Batuk merupakan gejala utama ISPA dan bisa muncul dalam bentuk batuk kering maupun berdahak. Batuk ini sering mengganggu aktivitas sehari-hari dan cukup menguras energi tubuh.
2. Sakit Kepala
Sakit kepala yang muncul biasanya terkait dengan demam atau ketegangan otot akibat infeksi. Gejala ini bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi.
3. Nyeri Otot dan Sendi
Rasa nyeri pada otot dan persendian adalah gejala umum ISPA. Nyeri ini membuat tubuh terasa lemah dan kaku, sehingga aktivitas fisik menjadi terbatas.
4. Hidung Tersumbat
Saluran hidung yang penuh lendir atau mengalami pembengkakan dapat membuat bernapas menjadi sulit. Hidung tersumbat juga bisa memengaruhi indera penciuman dan kualitas tidur.
5. Sesak Nafas atau Sulit Bernapas
Sesak napas merupakan gejala serius yang menunjukkan infeksi mungkin telah menjalar ke paru-paru. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera agar tidak memburuk.
6. Demam
Kenaikan suhu tubuh di atas normal adalah respon alami tubuh terhadap infeksi. Demam menunjukkan sistem imun sedang bekerja untuk melawan virus, bakteri, atau patogen lain penyebab ISPA.
7. Nafsu Makan Menurun
Infeksi sering menyebabkan penurunan nafsu makan karena tubuh memusatkan energi untuk melawan penyakit. Kekurangan asupan makanan dapat membuat pemulihan menjadi lebih lambat.
8. Mual, Muntah, atau Diare
Beberapa penderita ISPA mengalami gangguan pencernaan akibat peradangan tubuh. Gejala ini biasanya bersifat sementara, tetapi tetap perlu diperhatikan agar tubuh tidak dehidrasi.
9. Sakit Tenggorokan
Rasa sakit, panas, atau terbakar di tenggorokan sering muncul pada ISPA. Gejala ini membuat menelan makanan atau minuman menjadi tidak nyaman dan kadang memicu batuk.
10. Pilek atau Nyeri Sinus
Hidung berair, tersumbat, atau nyeri sinus biasanya muncul ketika infeksi menyerang sinus. Gejala ini juga dapat menyebabkan tekanan di wajah dan sakit kepala ringan.
11. Lemas atau Lelah
Tubuh yang berjuang melawan infeksi sering membuat penderitanya merasa lemas, lelah, dan kehilangan energi. Kondisi ini bisa berlangsung beberapa hari hingga tubuh pulih sepenuhnya.
12. Suara Serak atau Hilangnya Suara
Perubahan suara, baik serak maupun hilang sama sekali, bisa menjadi tanda bahwa ISPA memengaruhi saluran pernapasan atas. Gejala ini biasanya bersifat sementara, namun dapat mengganggu komunikasi sehari-hari.
Berita Terkait
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
6 Penyebab Kanker Otak, Penyakit yang Sempat Diderita Epy Kusnandar Sebelum Meninggal Dunia
-
7 Penyakit yang Sering Muncul setelah Banjir, Lengkap Cara Pencegahannya
-
Eco-Anxiety Bukan Penyakit: Saat Kecemasan Iklim Menggerakkan Perubahan
-
Bukan Cuma Penyakit Orang Tua, Ini 5 'Jurus Sakti' Biar Gak Kena Pneumonia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja