Suara.com - Penolakan seringkali menimbulkan begitu banyak perasaan, mulai dari kemarahan, keputusasaan, kesedihan dan rasa tak percaya.
Ahli pernikahan dan keluarga, John Amodeo Ph.D., dalam Psychology Today, mengatakan, ketika dihadapkan dengan penolakan, otak manusia akan menjadi berantakan. Sebab, penolakan adalah salah satu ketakutan manusia paling dalam.
Lebih lanjut John menjelaskan, semua orang memiliki kecenderungan biologis untuk memiliki dan dimiliki, baik dalam keluarga, kelompok sebaya, komunitas dan masyarakat luas. Dan, rasa takut ditolak di antara kelompok ini adalah salah satu hal yang membuat setiap orang paranoid.
"Penolakan menegaskan ketakutan terburuk kita, bahwa kita mungkin tidak dicintai atau memiliki 'nilai' yang kecil di mata orang lain. Ketika pikiran berdasarkan rasa takut ini terus berputar dalam pikiran kita, kita akan menjadi gelisah," katanya menjelaskan.
Hal ini juga terjadi dalam hal percintaan, khususnya saat lelaki mengalami penolakan dari perempuan yang mereka dambakan. Setiap lelaki tentunya tak mengharapkan penolakan dari perempuan.
Menurut sosiolog Shiv Visvanathan, lelaki dan perempuan memandang penolakan dengan cara yang berbeda.
"Sampai batas tertentu, lelaki tidak mengharapkan perempuan untuk mengalahkan mereka dalam lingkup apa pun. Dan ketika perempuan memasuki domain baru di mana lelaki menjadi dominan, mereka akan merasa terancam. Dunia baru ini telah membuat para lekaki cemas dan mereka tidak bisa mengatasi hal ini. Oleh karena itu, mereka akan menyerang," ujar dia.
Psikolog klinis, Dr. Rajat Mitra mengatakan kasus kekerasan ekstrim berasal dari ketakutan lelaki kehilangan identitas mereka karena perempuan yang asertif. Asertif adalah prilaku atau sikap dalam mempertahankan sebuah pendapat atau ide dengan cara yang diterima kedua belah pihak.
"Orang-orang yang saya ajak bicara dalam terapi, mereka yang telah melukai, membunuh perempuan dan melakukan kekerasan mengakui bahwa mereka benar-benar takut pada perempuam. Identitas mereka runtuh dan untuk mendapatkan kembali kendali mereka menggunakan kekerasan ekstrim," kata Rajat.
Baca Juga: Indonesia Rebut Satu Gelar di Asia Junior Championship 2018
Apalagi menurut Tumpa Mukherjee, asisten profesor sosiologi di Christian College Perempuan, Kolkata, hal ini telah tertanam pada lelaki sejak dulu di mana masyarakat, terutama lelaki percaya pada narasi patriarkal.
"Kebanyakan lelaki dibesarkan untuk mempercayai yang terbaik bagi mereka. Di meja makan, porsi terbaik disediakan untuk ayah atau anak. Mereka belajar sejak dini dari istri-istri mereka, para ibu, bahwa mendapatkan yang terbaik dari segala sesuatu dalam hidup adalah hal yang alami, terutama dari seorang perempuan," katanya menjelaskan.
Rajat mengutip contoh dari kehidupannya di sebuah kota kecil Swiss bernama Appenzell pada 1990-an.
"Masalah ini mengguncang Eropa di era 80-an dan 90-an. Para perempuam Appenzell tidak memiliki peran kunci dalam pengambilan keputusan di tingkat dewan hingga 1992," ujarnya.
Tapi semuanya berubah. Perempuam menjadi tegas, pergi bekerja, menuntut hak-hak yang lelaki anggap biasa saja. Rajat menambahkan, hal yang menggembirakan adalah bahwa orang-orang Swiss ini mengambil pendekatan yang berorientasi solusi terhadap masalah yang mereka hadapi.
"Mereka ingin membahas cara menangani perempuam asertif baru ini dengan mengatakan 'tidak' kepada mereka, dan bernegosiasi lebih baik dengan perempuan ketika menghadapi masalah. Sampai saat itu, konsep negosiasi hampir tidak diketahui," katanya. [TimesofIndia]
Berita Terkait
-
Lelah Drama dalam Percintaan? 5 Alasan Quiet Dating Cocok untuk Pekerja Sibuk
-
5 Shio Paling Beruntung dalam Percintaan Besok 26 November 2025: Asmara Jelas, Anti Patah Hati
-
Nyawa Bumil Irene Sokoy Melayang Usai Ditolak RS di Papua, Puan Maharani: Kami Sangat Prihatin
-
6 Shio Paling Beruntung 24 November 2025, Kejutan Romantis Menanti!
-
6 Zodiak Paling Beruntung soal Percintaan 18 November 2025, Kejutan Manis Menunggu!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
5 Destinasi Viral di Pandeglang selain Wisata Pemandian Cibama, Hidden Gems Wajib Didatangi!
-
7 Sandal Hiking Lokal Terbaik 2025, Anti Licin dan Super Nyaman
-
5 Rekomendasi Toner Retinol, Cocok untuk Pemula yang Takut Kulit Iritasi
-
Dunia Kerja Berubah, Begini Tantangan Menjadi Karyawan di Era Teknologi dan AI
-
Daftar Skincare Avoskin yang Diskon di Sociolla, Sunscreen Jadi Rp50 Ribuan
-
6 Perbedaan Padel dan Tenis Paling Mendasar, Wajib Dipahami Pemula
-
7 Sandal Recovery Run Lokal Mirip Skechers Go Recover Ori, Bantalan Nggak Kalah Empuk!
-
5 Sandal Jelly Lokal Terbaik Bikin Melissa Minder, Kualitas Juara Tak Perlu Diragukan!
-
7 Merek Vitamin Pemulihan Otot Setelah Lari, Bantu Tubuh Cepat Fit dan Segar
-
Kapan Puasa Ayyamul Bidh Rajab 2025? Cek Jadwal Resmi dan Bacaan Niatnya