Suara.com - Seorang wanita asal Inggris, Robyn Cherry, membagikan kisah mengerikan ketika ia mewarnai rambut di tahun 2010 lalu. Robyn menderita alergi seumur hidup karena tubuhnya syok terhadap reaksi zat kimia yang terkandung dalam pewarna rambut.
Melansir World of Buzz, tubuh Robyn bereaksi terhadap bahan bernama paraphenylenediamine (PPD) yang umum dijumpai dalam produk pewarna rambut.
Awalnya, Robyn bosan dengan rambut pirang dan ingin mengembalikan warna rambut aslinya, yaitu cokelat. Ia kemudian pergi ke salon setelah melakukan tes alergi sehari sebelumnya.
Dijelaskan jika tubuh Robyn tak mengeluarkan reaksi apa-apa selama ia mencoba tes. Ia lantas mantap menuju salon untuk melakukan proses pewarnaan rambut.
Namun, hal buruk mulai ia rasakan ketika keluar salon. Wajahnya bengkak dan ia merasakan sensasi terbakar di kepalanya.
Keesokan harinya, wajah Robyn jadi lebih besar dua kali lipat dan Robyn langsung dilarikan ke dokter umum. Melihat kondisi Robyn, dokter merujuknya ke rumah sakit dan langsung dibawa ke unit resusitasi.
Setelah dirawat 16 jam, Robyn berangsur baik dan bisa pulang ke rumah. Sayangnya, saluran pernafasan Robyn kembali bengkak enam jam kemudian.
Ia dilarikan ke rumah sakit lagi dan setelah itu, Robyn keluar masuk rumah UGD setiap empat hari sekali setelah kejadian mengerikan ini.
Dokter mengatakan Robyn alergi PPD dan tubuhnya terlanjur syok sehingga bereaksi alergi terhadap apapun termasuk matahari, makanan, minuman dan pakaian.
Baca Juga: Mewarnai Rambut Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Ini Faktanya!
"Saya menjadi alergi terhadap sebagian besar makanan, rempah-rempah, kacang-kacangan, alkohol, dan pakaian. Saya tidak bisa makan di restoran, memakai pakaian bagus atau pergi minum-minum dengan teman-teman saya. Hidup saya menjadi neraka," katanya.
Setiap kali terkena sinar matahari, kulitnya akan ditutupi lepuh dan bernanah. Dia juga akan merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya dan bahkan pingsan.
Robyn kemudian didiagnosis erupsi cahaya polumorfik dan solar urticaria pada tahun 2011. Itu membuatnya sensitif terhadap sinar matahari.
"Saya akan menggunakan antihistamin dan steroid yang sangat kuat selama sisa hidup saya," ujarnya.
Pengalaman Robyn menjadi pelajaran bagi banyak orang agar selalu melakukan tes alergi sebelum melakukan proses kimia terhadap rambut dan pastikan tes itu dilakukan selama 48 jam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
Terkini
-
Siapa Mantan Istri Fahmi Bo? Setia Merawat Sang Aktor Meski Sudah Cerai
-
7 Rekomendasi Sepatu Padel Terbaik, Stabil Tanpa Risiko Terpeleset
-
Kenapa Belakangan Cuaca Terasa Sangat Panas? Kenali Apa Itu Kulminasi Matahari
-
6 Rekomendasi Skincare Whitening Terbaik untuk Mencerahkan Wajah
-
Terpopuler: Berapa SPP di Sekolahnya Gibran? Sehari 10 Ribu Masih Bisa Nabung
-
Gaya Hidup Sehat dan Ramah Bumi, Tren Baru yang Kian Dekat dengan Anak Muda
-
Rahasia Kreasi Kopi Kekinian: Coconut Milk, Bahan Lokal yang Mengguncang Industri Minuman!
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya