Suara.com - Kemeriahan Berkurban Ternak Jadi Tradisi Ramadan di Thailand
Meski umat muslim hanya kurang lebih 5-10 persen dari populasi di Thailand, tidak menutupi adanya tradisi tertentu untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.
Kebanyakan umat muslim berada di Thailand bagian selatan. Mereka berasal dari pedagang Arab dan India yang berkunjung ke sana sejak abad ke-12.
Kebanyakan umat muslim ini adalah keturunan Melayu dan berbicara menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia. Namun banyak juga dari mereka yang menulis dalam huruf Arab.
Di hari pertama Ramadan, tiap keluarga biasa mengurbankan kepala hewan ternak untuk merayakan bulan suci. Bagi keluarga yang tidak mampu, mereka diminta untuk mengurbankan burung.
Ini adalah salah satu tradisi yang sudah cukup tua di Thailand dan telah dipraktikkan selama berabad-abad.
Tradisi lainnya adalah menggendong mereka yang mampu menghafal Al-Quran alias hafiz di bahu seseorang dalam perayaan yang menggembirakan untuk menyelamati mereka.
Para penggendong akan berjalan-jalan membawa mereka untuk memberi contoh ada umat Muslim lainnya dan menyemangati mereka untuk menghafal Al-Quran juga.
Di Thailand pada bulan Ramadan, masjid-masjid terang benderang dan banyak dekorasi digantung. Thailand memiliki kurang lebih 3.494 masjid, termasuk 180 masjid hanya di ibukota Bangkok.
Baca Juga: Sopir Truk Didakwa Bersalah Atas Tewasnya 39 Orang, Kisahnya Ngeri
Menjelang waktu berbuka puasa, bedug dipukul. Mereka yang memukulnya biasa disebut dengan 'bilal'.
Sebelum berbuka, para perempuan keluar berkelompok dan duduk di depan salah satu rumah mereka dan berbuka bersama, sementara para lelaki tidak makan masakan istri mereka, namun dari istri orang lain.
Berbuka biasanya dimulai dengan memakan kurma, diikuti segelas susu, beberapa jus, dan camilan. Seringnya mereka memasak sejenis masakan kemudian membagikannya dengan rata sehingga setiap orang memiliki sejumlah makanan berbeda.
Muslim di Thailand menyukai kue yang terbuat dari beras dan susu dan lebih menyukai mengonsumsinya saat sahur.
Sebelum sahur, anak muda dan anak-anak berdiri di depan rumah mereka dengan membawa buah dan lentera yang terbuat dari ranting pohon dan dinyalakan dengan minyak, membuatnya seakan seperti obor. Namun saat datang waktu sahur, jalanan menjadi kosong.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Satu dari Tiga Pemimpin Bisnis Global Adalah Perempuan, Tapi Modal Masih Jadi Kendala
-
Dari Barat ke Timur, Sorong Kedatangan Toko Retail yang Hadirkan Pengalaman Belanja Seru
-
Jelang Akhir Tahun, Lonjakan Pengiriman Paket Bikin Banyak yang Lupa Soal Ini
-
7 Fakta Kereta Rata Pralaya, Pusaka Kraton Solo untuk Pemakaman Pakubuwono XIII
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik Pigmented untuk Kulit Sawo Matang, Mulai Rp50 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Azarine Mengandung Vitamin C untuk Kulit Remaja Berjerawat
-
Urutan Skincare Cowok Remaja hingga Dewasa Muda Biar Wajah Cerah: Ini Rekomendasinya
-
3 Zodiak Paling Beruntung soal Asmara di November 2025, Cinta Lagi Manis-manisnya
-
6 Model Frame Kacamata yang Stylish dan Keren di 2025, Mana Pilihanmu?
-
Kapan Jumat Kliwon Bulan November 2025? Catat Ini Tanggalnya