Suara.com - Harkitnas Pertama Digelar di Gedung Agung, Napak Tilasnya dari Masa ke Masa.
Hari Kebangkitan Nasional pertama digelar pada 20 Mei 1948 di, Yogyakarta. Dirayakan di era pemerintahan Presiden Soekarno di Gedung Agung.
Presiden Soekarno menggelar peringatan resmi di Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung dengan diisi pidato di hadapan khalayak umum.
Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung (bahasa Jawa:Gedhong Ageng) terletak di pusat keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Ahmad Yani dahulu dikenal dengan Jalan Margomulyo. Kawasan istana terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Gedung Agung terletak di Jalan Ahmad Yani,Yogyakarta, ini terletak berhadapan dengan benteng Vredenburg memiliki sejarah panjang sebelum hingga sesudah Indonesia merdeka.
Nah, bicara soal Gedung Agung yuk simak napak tilas dari masa ke masa gedung bersejarah ini dirangkum dari Wikipedia.
Kediaman Pejabat Belanda
Pertama kali adalah serorang Residen Anthonie Hendriks Smissaert, sebagai seorang pejabat Belanda ia bertempat tinggal di tempat tersebut. Lepas Belanda, Jepang datang.
Pada masa Nippon, Gedung Agung lantas diperuntukkan sebagai rumah tinggal Tyookan Kantai pada masa penjajahan Jepang.
Baca Juga: Harkitnas, Sekjen DPR Ajak Seluruh Pihak Merawat Kebhinekaan
Kantor Komite Nasional Indonesia (KNI) Provinsi DIY
Menjelang masa kemerdekaan, Gedung Agung kemudian dialih fungsikan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia (KNI) Provinsi DIY. Hingga akhirnya dipergunakan sebagi Istana Kepresidenan pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
Gedung Agung Dibuka untuk Umum
Di gerbang utama, pengunjung akan disambut oleh raksasa penjaga pintu "Dwarapala" setinggi 2 meter yang berasal dari sebuah Candi Kalasan.
Masuk area Gedung Agung, pengunjung tidak diperkenankan untuk mengambil gambar. Sebab di dalamnya terdapat ruang-ruang untuk berbagai macam acara kenegaraan. Sebut saja ruang Garuda, Ruang Diponegoro, serta Ruang kesenian.
Di dalam komplek Istana ini terdapat 62 arca Budha, Siwa, dan lain-lain yang tersebar di berbagai sudut Gedung Agung. Seperti monumen "Dagoba" dari batu andesit, terletak di serambi depan Istana, serta patung setinggi 3,5 meter berasal dari Desa Cupuwatu daerah Prambanan sebagai pralambang kerukunan beragama yang diwujudkan dalam bentuk Lingga dan Stupa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Body Lotion Apa yang Cocok untuk Usia 50 Tahun? Ini 5 Rekomendasinya yang Melembapkan
-
Bukan Cuma Kulit Kusam! Ini 5 Rahasia Kecantikan Wanita Modern yang Bebas Asap Rokok
-
Gus Elham Yahya Anak Siapa? Dai Muda yang Viral Cium Bocah Perempuan di Panggung
-
The 14th Borobudur Writers and Cultural Festival 2025, Mengenang Arkeolog Uka Tjandrasasmita
-
Padel Bukan Lagi Sekadar Tren: Ini Rahasia Perempuan Tetap Glowing dan Percaya Diri di Lapangan!
-
Kontroversi Gus Elham: Apa Sebenarnya Makna Panggilan Gus untuk Anak Laki-laki Kiai?
-
Cari Bedak Wudhu Friendly? Ini 5 Pilihan Halal yang Aman untuk Ibadah
-
Lonjakan Kasus Flu di Perkotaan, Benarkah Dipicu Perubahan Iklim?
-
MU+KU, Wajah Baru Retail Fashion yang Mengangkat Brand Lokal Berkualitas
-
15 Tips agar Aroma Parfum Tahan Lama di Kulit, Wangi Sepanjang Hari