Suara.com - Presenter Maria Vania kembali blak-blakan tentang hubungan seksualnya. Sosoknya memang kerap jadi sorotan karena penampilannya yang cukup terbuka dan bicaranya yang vulgar.
Dalam tayangan podcast Duo Gacor pada Oktober 2022 lalu, Maria Vania bahkan menggaku bahwa ia memiliki fetish untuk berhubungan seks di luar ruangan.
Maria Vania mengaku bahwa fetishnya berkaitan dengan lokasi di mana dirinya ingin berhubungan seks.
"Fetish? Aku pengin outdoor sih," ujar Maria Vania kepada Gary Iskak, yang menjadi pemandu podcast.
Meski begitu, bukan berarti Maria Vania senang melakukannya dengan banyak orang.
"Bukan rame-rame. Aku nggak suka sharing (berbagi pasangan). Aku suka misalkan pantai, kolam renang, di pesawat," ungkap Maria Vania.
Kata ‘fetish’ kerap digunakan untuk menggambarkan benda mati yang dapat membangkitkan hasrat seksual. Selain itu juga merujuk pada bagian tubuh, objek, situasi, maupun suatu aktivitas.
Dikutip dari Psikologi UGM, gangguan fetish dapat dikenali sebagai sebuah fantasi seksual, dorongan seksual, dan perilaku seksual yang menyebabkan distress atau gangguan pada seseorang dalam kehidupan sosial, pekerjaan, maupun lainnya.
Seseorang dapat didiagnosis memiliki gangguan fetish jika ia merasakan tekanan pribadi yang menyertai atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau ranah krusial lainnya sebagai akibat dari fetish tersebut.
Orang yang diidentifikasi sebagai fetishists tetapi tidak memiliki laporan gangguan klinis terkait, akan dianggap memiliki fetish tetapi bukan gangguan fetish.
Orang dewasa yang aktif secara seksual tanpa gangguan fetish, atau orang dewasa dengan fetish tertentu yang tidak menyebabkan mereka tertekan, mungkin pada berbagai waktu akan terangsang oleh bagian tubuh atau objek tertentu dan menjadikannya bagian dari interaksi seksual mereka dengan orang lain, tetapi tidak terpaku pada objek tersebut.
Fetisisme juga disebut sebagai salah satu jenis paraphilic disorder, yaitu perilaku yang dianggap berada di luar jangkauan perilaku seksual konvensional.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dawson, S. J. et al pada 2014, laki-laki cenderung kurang bisa menahan perilaku-perilaku parafilik dibandingkan dengan perempuan. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan pula bahwa laki-laki memungkinkan untuk lebih mudah terangsang akibat perilaku parafilik tertentu dibandingkan perempuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest