Lifestyle / Komunitas
Kamis, 25 September 2025 | 13:14 WIB
Ilustrasi Raja Badai Asia, Apa Dampak Topan Ragasa Hong Kong ke Indonesia? (Pexels/ Johannes Plenio)

Suara.com - Kabar terbaru datang dari prediksi cuaca yang dirilis oleh BMKG. Baru-baru ini, terdeteksi adanya super topan yang disebut dengan Ragasa, yang merupakan salah satu siklon tropis terkuat di dunia.

Juga dikenal sebagai Raja Badai Asia, apa dampak topan Ragasa Hong Kong ke Indonesia yang tengah terjadi ini?

Sebutan Raja Badai ini sebenarnya diungkapkan oleh Administrasi Meteorologi China. Dari Hong Kong Observatory, dinyatakan bahwa angin lokal yang terjadi akan terus menguat.

Bahkan angin besar ini telah membawa korban jiwa di area Taiwan, dilaporkan sebanyak 14 orang meninggal dunia.

Lalu apa yang akan terjadi pada Indonesia sebagai dampak dari munculnya topan Ragasa ini? Apakah masyarakat perlu waspada dengan akibat yang dibawanya?

Mengenal Topan Ragasa, Raja Badai Asia

Topan Ragasa memiliki berbagai nama dan sebutan. Di Filipina, topan ini dikenal dengan nama Nando. Biasanya angin ini terbentuk di pertengahan September di atas Samudera Pasifik Barat.

Badai yang terbentuk di bagian utara Yap ini kemudian perlahan menguat saat melintasi perairan dan samudra yang hangat.

Penguatan dapat terjadi semakin intens karena kondisi atmosfer yang mendukung, seperti apa yang terjadi di tahun ini.

Tercatat pada hari Senin, 22 September 2025, Ragasa telah menjelma dan masuk ke kategori super topan dengan kecepatan hingga 165 mil per jam. Kecepatan ini setara dengan hurricane kategori 5.

Baca Juga: Musim Hujan 2025/2026 Maju, BMKG Ingatkan Risiko Banjir hingga Demam Berdarah

Mengacu pada perkiraan terkini, beberapa negara yang masuk dalam jalurnya adalah Filipina, Taiwan, dan Tiongkok di bagian selatan.

Di beberapa negara tersebut kehadiran Ragasa telah memicu gelombang evakuasi besar-besaran, dan bahkan korban jiwa.

Lalu Bagaimana dengan Indonesia?

Jika melihat jalur yang ada, kemungkinan Indonesia akan turut dilewati oleh super topan tersebut. Namun demikian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika belum merilis informasi resmi.

BMKG hanya memberikan himbauan bahwa akan muncul dampak tidak langsung dari raja badai ini, seperti cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia dalam bentuk  hujan intensitas sedang hingga lebat pada akhir bulan kesembilan ini.

Secara umum, wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara sebenarnya memang rawan mengalami badai dan topan.

Hal ini karena wilayahnya berada di jalur badai tropis dunia, memiliki suhu laut yang cenderung hangat, aktivitas musiman, dan adanya tekanan atmosfer yang unik.

Dari jalur badai yang ada, disebutkan beberapa wilayah seperti Filipina, Taiwan, Jepang bagian selatan, China bagian tenggara, Vietnam, dan Laut Cina Selatan masuk di dalamnya.

Indonesia, memiliki wilayah di Laut Cina Selatan, yang turut menjadikan negara kita satu dari beberapa wilayah yang masuk dalam lingkup Typhoon Belt dunia.

Data Beberapa Topan Besar Terakhir

Merangkum dari berbagai sumber, terdapat daftar topan terbesar yang terjadi selama beberapa tahun terakhir. Mengutip dari tabel yang tersedia, daftar singkatnya adalah sebagai berikut:

  • Topan Goni, terjadi tahun 2020 lalu di negara Filipina dan Vietnam, dengan total durasi mencapai 54 jam. Jumlah korban jiwa yang jatuh sebanyak 74 orang
  • Topan Lekima, terjadi tahun 2019 lalu di negara China dan Asia Tenggara, dengan total durasi 18 jam. Jumlah korban jiwa yang jatuh sebanyak 18 orang
  • Topan Trami, terjadi tahun 2018 lalu di negara Jepang, dengan total durasi mencapai 30 jam. Jumlah korban jiwa yang jatuh sebanyak 4 orang
  • Topan Haiyan, terjadi tahun 2013 lalu di negara FIlipina, Vietnam, dan China, dengan total durasi mencapai 192 jam. Jumlah korban jiwa yang jatuh sebanyak 6.340 orang

Raja Badai Asia, Ragasa, hingga saat ini masih terus dimonitor oleh pihak-pihak terkait untuk  diambil data-data yang relevan. Tentu, kita semua berharap agar Raja Badai Asia ini bisa lekas hilang dan tidak membawa kerusakan besar atau tambahan korban jiwa lainnya.

Kontributor : I Made Rendika Ardian

Load More