Lifestyle / Komunitas
Jum'at, 26 September 2025 | 18:25 WIB
Presiden Joko Widodo (setneg.go.id)

Suara.com - Usai menuntaskan dua periode kepemimpinannya di Tanah Air, Jokowi dipercaya duduk di kursi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Lantas, apa itu Bloomberg New Economy?

Penunjukan ini diumumkan di New York, Amerika Serikat, dan dianggap sebagai pengakuan global atas kiprahnya selama 10 tahun memimpin Indonesia.

Jokowi kini duduk sejajar dengan tokoh-tokoh dunia seperti pendiri Moderna, pejabat tinggi IMF, hingga mantan perdana menteri Eropa.

Penunjukan ini sekaligus menjadi cerminan bagaimana posisi Indonesia makin diperhitungkan di panggung global.

Menariknya, Bloomberg New Economy bukan sekadar tempat para pemimpin berpidato, melainkan ruang diskusi elite yang membentuk arah baru ekonomi dunia.

Lalu, apa sebenarnya forum ini dan apa tugas Jokowi di dalamnya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Bloomberg New Economy?

Merujuk dari situs resminya, Bloomberg New Economy adalah platform global yang diluncurkan pada tahun 2018 oleh Bloomberg.

Tujuan utamanya adalah menjadi jembatan dialog antar pemimpin dunia dalam menghadapi pergeseran kekuatan ekonomi global yang kini bergerak dari Barat ke Timur, serta dari Utara ke Selatan.

Sejak awal berdirinya, Bloomberg New Economy rutin menyelenggarakan forum internasional yang mempertemukan kepala negara, CEO perusahaan multinasional, investor besar, inovator, hingga pemimpin organisasi multilateral.

Baca Juga: Politisi PSI Bela Jokowi Soal Tuduhan Absen di Sidang Umum PBB, Singgung Masa Pandemi

Tidak hanya soal perdagangan atau keuangan, topik yang dibahas juga menyentuh isu-isu penting abad ini, seperti perubahan iklim, tantangan rantai pasok, digitalisasi, hingga kesenjangan pembangunan.

Hingga kini, lebih dari 1.500 tokoh berpengaruh telah bergabung dalam komunitas Bloomberg New Economy.

Forum utama mereka, yaitu Bloomberg New Economy Forum, menjadi ajang diskusi bergengsi yang setiap tahun dihadiri para pemimpin dunia.

Dengan visi tersebut, Bloomberg New Economy bukan sekadar wadah diskusi, tetapi juga arena untuk merumuskan strategi baru dalam mendorong ekonomi yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

Tugas Jokowi sebagai Dewan Penasihat

Untuk memperkuat peran dan arah organisasinya, Bloomberg membentuk Dewan Penasihat Global pada April 2025.

Dewan ini beranggotakan 22 tokoh kelas dunia dari berbagai latar belakang yang dinilai mampu memberikan masukan strategis.

Jokowi kini duduk sejajar dengan nama-nama besar seperti Gita Gopinath (Wakil Direktur Pelaksana Pertama IMF), Marc Rowan (CEO Apollo Global Management), Ravi Menon (Duta Aksi Iklim Singapura), Noubar Afeyan (pendiri Moderna), serta tokoh internasional lainnya.

Tugas utama dewan ini adalah memberikan saran dan pandangan strategis terkait berbagai persoalan besar dunia, mulai dari konflik geopolitik, transformasi digital, krisis iklim, hingga masalah rantai pasok global.

Bagi Jokowi, posisi ini menjadi kesempatan untuk menyuarakan pandangan negara-negara berkembang, seperti bagaimana mereka menjaga pertumbuhan ekonomi, mendorong industrialisasi, sekaligus menghadapi tantangan transisi energi hijau.

Dalam profil resminya, Bloomberg menyebut Jokowi sebagai seorang politikus, insinyur, sekaligus pengusaha yang pernah menjabat Presiden Indonesia pada 2014 hingga 2024.

Bloomberg juga menyoroti rekam jejak Jokowi sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari militer maupun elite politik.

Hal itu dianggap sebagai nilai lebih, karena ia membawa pengalaman kepemimpinan yang praktis, dekat dengan masyarakat, dan berbeda dari kebanyakan pemimpin dunia.

Dengan latar belakang tersebut, kontribusi Jokowi diyakini bisa memberi warna baru dalam mencari solusi yang lebih inklusif bagi perekonomian global.

Demikianlah penjelasan lengkap terkait apa itu Bloomberg New Economy, di mana Jokowi ditunjuk menjadi Dewan Penasihat.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

Load More