Lifestyle / Komunitas
Kamis, 20 November 2025 | 10:11 WIB
Warga melihat luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU]
Baca 10 detik
  • Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Rabu, 19 November 2025.
  • Status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Level Awas menyusul adanya awan panas guguran.
  • Gunung Semeru tercatat memiliki sejarah panjang letusan sejak 1818.

Suara.com - Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Rabu, 19 November 2025, status gunung dinaikkan dari level Siaga menjadi Awas.

Peningkatan status ini menyusul erupsi yang terjadi sekitar pukul 14.13 WIB. Awan panas guguran terlihat meluncur hampir 13 kilometer ke arah tenggara dan selatan.

Hingga malam hari, sekitar 300 warga tercatat mengungsi, dengan 200 orang berada di Balai Desa Oro-Oro Ombo dan 100 orang di SD 2 Supiturang.

Selain itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat ada 178 pendaki di Ranu Kumbolo yang belum dapat dievakuasi setelah erupsi kemarin.

Kembali mengalami erupsi, Gunung Semeru memiliki sejarah panjang letusan sejak 1818.

Luncuran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU]

Sejarah Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818–Sekarang

Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dan dikenal sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Gunung ini termasuk salah satu gunung api aktif di Indonesia, yang secara rutin menunjukkan aktivitas vulkanik seperti letusan dan guguran awan panas.

Melansir laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Semeru memiliki catatan panjang terkait sejarah erupsi sejak 1818.

Baca Juga: Erupsi, Gunung Semeru Ditetapkan Berstatus Awas

Untuk catatan letusan yang terekam antara 1818 hingga 1913 masih minim informasi yang terdokumentasikan.

Sementara itu, antara 1941–1942, tercatat aktivitas vulkanik yang berlangsung cukup lama.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat leleran lava terjadi dari 21 September 1941 hingga Februari 1942.

Letusan saat itu menjangkau lereng timur dengan ketinggian antara 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik kala itu bahkan menimbun pos pengairan Bantengan.

Beberapa aktivitas vulkanik kemudian tercatat berturut-turut pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955–1957, 1958, 1959, dan 1960.

Gunung Semeru terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada 1 Desember 1977, guguran lava memunculkan awan panas dengan jarak luncur hingga 10 km di Besuk Kembar.

Load More