- Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Rabu, 19 November 2025.
- Status Gunung Semeru dinaikkan menjadi Level Awas menyusul adanya awan panas guguran.
- Gunung Semeru tercatat memiliki sejarah panjang letusan sejak 1818.
Suara.com - Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Rabu, 19 November 2025, status gunung dinaikkan dari level Siaga menjadi Awas.
Peningkatan status ini menyusul erupsi yang terjadi sekitar pukul 14.13 WIB. Awan panas guguran terlihat meluncur hampir 13 kilometer ke arah tenggara dan selatan.
Hingga malam hari, sekitar 300 warga tercatat mengungsi, dengan 200 orang berada di Balai Desa Oro-Oro Ombo dan 100 orang di SD 2 Supiturang.
Selain itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat ada 178 pendaki di Ranu Kumbolo yang belum dapat dievakuasi setelah erupsi kemarin.
Kembali mengalami erupsi, Gunung Semeru memiliki sejarah panjang letusan sejak 1818.
Sejarah Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818–Sekarang
Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dan dikenal sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Gunung ini termasuk salah satu gunung api aktif di Indonesia, yang secara rutin menunjukkan aktivitas vulkanik seperti letusan dan guguran awan panas.
Melansir laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gunung Semeru memiliki catatan panjang terkait sejarah erupsi sejak 1818.
Baca Juga: Erupsi, Gunung Semeru Ditetapkan Berstatus Awas
Untuk catatan letusan yang terekam antara 1818 hingga 1913 masih minim informasi yang terdokumentasikan.
Sementara itu, antara 1941–1942, tercatat aktivitas vulkanik yang berlangsung cukup lama.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat leleran lava terjadi dari 21 September 1941 hingga Februari 1942.
Letusan saat itu menjangkau lereng timur dengan ketinggian antara 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik kala itu bahkan menimbun pos pengairan Bantengan.
Beberapa aktivitas vulkanik kemudian tercatat berturut-turut pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955–1957, 1958, 1959, dan 1960.
Gunung Semeru terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada 1 Desember 1977, guguran lava memunculkan awan panas dengan jarak luncur hingga 10 km di Besuk Kembar.
Berita Terkait
-
Erupsi, Gunung Semeru Ditetapkan Berstatus Awas
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Erupsi Berulang Tercatat dalam Sepekan
-
Gunung Semeru Erupsi 2 Kali dalam Sehari, Ini 5 Fakta yang Perlu Diketahui
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow