Lifestyle / Komunitas
Senin, 01 Desember 2025 | 09:24 WIB
Ilustrasi tanaman kopi sebagai solusi ekonomi alternatif.(Dokumentasi pribadi)
Baca 10 detik
  • Pelestarian SM Nantu-Boliohuto dan Tahura BJ Habibie mengutamakan peningkatan ekonomi alternatif masyarakat Gorontalo.
  • GEF SGP Indonesia memfasilitasi pertemuan lintas sektor di UNG untuk berbagi praktik baik dan solusi lingkungan.
  • Berbagai inovasi lokal diterapkan, meliputi budidaya lebah madu, agroforestri, hingga pengembangan komoditas pertanian berkelanjutan.
Biji kopi sebagai solusi ekonomi alternatif bagi warga di SM Nantu-Boliohuto dan Tahura BJ Habibie, Gorontalo.(Dokumentasi Pribadi)

Nah dari sisi akademik, Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) UNG terlibat dalam pemetaan partisipatif, rehabilitasi lahan melalui distribusi 5.000 bibit Multi Purpose Tree Species (MPTS) atau tanaman kekayuan multiguna, serta penyusunan Peraturan Desa tentang Penataan Ruang Wilayah dan Batas Desa.

Sementara itu, LP2M UNG melalui Pusat Studi Energi menitikberatkan pada konservasi lahan dengan mendirikan kebun energi. Mereka juga membangun pico-hydro 700 watt, dan membentuk komunitas ekowisata.

Ekonomi kreatif lokal pun enggan ketinggalan. Aspek ini juga memantik perhatian melalui pendampingan Rumah Kebun, yang membantu akses pasar dan branding produk seperti gula aren batu, sambal ayam kampung, dan keripik pepaya. Mereka juga berperan dalam pengembangan infrastruktur ekowisata di Air Terjun Bondula, Gorontalo.

“Lewat rangkaian inovasi ini, desa-desa penyangga menunjukkan ekonomi dapat tumbuh tanpa merusak lingkungan. Dukungan multipihak dan pendampingan berkelanjutan membuat masyarakat dapat memperoleh sumber penghidupan baru sembari menjaga kawasan hutan yang menjadi penopang kehidupan mereka,” ujar Sidi.

Load More