Lifestyle / Komunitas
Jum'at, 05 Desember 2025 | 19:19 WIB
Gus Baha dalam salah satu kajian [Ist]
Baca 10 detik
  • Isu "Taubat ekologi" mencuat setelah pejabat publik menyerukan pertobatan terkait bencana alam di Sumatera.
  • Deforestasi terus terjadi di Indonesia akibat ekspansi sawit dan industri, menyebabkan hilangnya hutan primer signifikan.
  • Gus Baha menafsirkan Al-Qur'an, memperingatkan bahaya kerusakan bumi seperti likuifaksi dan bencana langit.

Suara.com - Istilah 'Taubat ekologi' belakangan jadi pembicaraan publik di tengah rentetan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, yang terutama terjadi di Sumatera hingga ratusan orang kehilangan nyawa.

Sebutan ini mulai mencuat setelah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat ini meminta Menteri ESDM Bahlil L, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq, serta Menteri Kehutanan Raja Juli untuk taubat nasuha.

Di tengah ramainya isu taubat ini, hutan Indonesia memang terus tergerus dari tahun ke tahun, terutama akibat pembukaan lahan sawit, properti, tambang dan lain sebagainya.

Berdasarkan data Global Forest Watch, deforestasi di Sumatera bervariasi per provinsi dan tahun, dengan menunjukkan tren penurunan yang signifikan, terutama di Riau, Sumsel, dan Sumut.

Global Forest Watch (GFW) menyediakan data rinci per tahun dan wilayah, seperti di Sumatera Utara kehilangan 9,49 hektar hutan primer tahun 2023.

Wilayah ini kehilangan mayoritas hutan akibat ekspansi perkebunan dan industri. Diperkirakan 10,5 juta hektar hutan primer hilang di Indonesia selama periode 2002-2023. 

Pesan dari Gus Baha

Di tengah ramainya kritik respon pemerintah, kembali viral pesan KH. Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.

Sebuah video berdurasi 2 menit 30 detik yang diunggah ulang oleh akun Instagram nahdliyyinbersatu menjadi rujukan penting karena relevansinya dengan kondisi darurat bencana saat ini.

Baca Juga: Siap-siap! Bahlil Bakal Beri Sanksi Perusahaan Tambang Jika Terbukti Pemicu Bencana

Dalam video tersebut, Gus Baha menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang secara keras memperingatkan manusia agar tidak congkak dan tidak merusak bumi.

Secara spesifik, beliau menguraikan pesan kuat dari Surat Al-Mulk (Tabarak) ayat 17, yang mengingatkan manusia akan bahaya besar akibat kerusakan alam:

“Kenapa surat Tabarak spesial? Di situ manusia diingatkan oleh Allah Ta’ala: أَمْ أَمِنتُمْ مَّنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ.  Kok kamu hidup di bumi tenang-tenang saja, bisa saja bumi ini tamur. Tamur itu likuifaksi, bumi bergelombang, bergeliat, lalu menimpa manusia," jelas Gus Baha.

Poin-Poin Penting dari Tafsir Gus Baha:

Potensi Likuifaksi (Tamur): Beliau secara eksplisit menyebutkan risiko bumi bergelombang (likuifaksi) yang dapat menimpa manusia.

Bencana dari Langit: Selain bencana di darat, Gus Baha juga mengingatkan potensi bencana lain, seperti benda langit yang bisa jatuh ke bumi (hasiban).

Load More